Kami sangat senang rumah-rumah itu dibangun...
Jayapura (ANTARA) - Sore hari, saat langit mulai gelap dan awan berkumpul di langit Kampung Yuwainda, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua, Alberth Tuwo (40) lahap menyantap makanan di teras rumah.

Tapi, nasi, tumis sayur kangkung dan ikan asin goreng bumbu pedas tak dia habiskan ketika beberapa tamu menyambangi rumahnya pada Selasa (26/2). Dia berikan sisa makanan itu kepada keponakannya, lalu mengelap tangan menggunakan pakaian usang di sampingnya.

Langit makin gelap, dan gerimis mulai turun ketika dia menyulut sebatang rokok pemberian seorang kenalan dan mengisapnya dengan tarikan dalam sambil menemui tetamunya.

Alberth tidak sendiri. Di depan rumah kayu beratap seng yang terlihat mulai reyot, dia berbincang dengan tamu bersama ipar dan keponakannya.

Pria beranak satu itu mengungkapkan kegembiraannya karena akan mendapat jatah satu rumah sehat dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

TNI Angkatan Darat sedang membangun 10 unit rumah untuk warga, salah satunya akan menjadi milik Alberth. 

"Kami sangat senang rumah-rumah itu dibangun. Kurang lebih 40 tahun lamanya, baru kami rasakan pembangunan seperti ini," katanya.

"Saya dapat jatah rumah satu dari pemerintah lewat pembangunan ini," kata Alberth sambil menatap ke seberang jalan, tempat empat dari 10 rumah permanen yang sedang dibangun oleh prajurit TNI dari Kodim 1701/Jayapura.

Sambil terus mengisap rokoknya, Alberth menuturkan harapannya sebagai warga yang tinggal di perbatasan RI-Papua Nugini untuk ikut merasakan dampak pembangunan.

"Kami sudah minta kepada Babinsa dan bapak-bapak tentara yang biasa bertugas ke sini, agar Kampung Yuwainda juga mendapatkan pembangunan yang sama dengan kampung sebelah, Kampung Sach," katanya.

Alberth mengatakan Kampung Sach menjadi pusat TMMD satu atau dua tahun lalu. Kampung itu merupakan hasil pemekaran dari Kampung Yuwainda. 

"Inilah penantian saya selama 40 tahun. Baru kali ini saya rasakan pemerintah hadir bagi kami, terima kasih bapak-bapak TNI," kata Alberth, yang tampak bahagia karena akan memiliki rumah sehat permanen.

Hujan lebat lalu mengguyur kampung Alberth.
 
Alberth Tuwo (40) bersama ipar dan keponakannya di Kampung Yuwainda, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua, Selasa (26/2/2019). Kampung Yuwainda merupakan pusat TMMD ke-104 TA 2019 yang digelar oleh Kodim 1701/Jayapura. (Antara News Papua / Alfian Rumagit)


Rumah untuk warga perbatasan

Dalam kegiatan TMMD reguler ke-104, Komando Distrik Militer 1701/Jayapura akan membangun 10 unit rumah sehat permanen serta fasilitas umum lainnya di beberapa titik Kampung Yuwainda selama sebulan penuh dari 26 Februari hingga 26 Maret 2019.

Bupati Keerom M Markum mengatakan kegiatan TMMD mendukung upaya peningkatan kesejahteraan warga melalui pembangunan fisik dan nonfisik. 

Pembangunan fisik berupa pembangunan 10 rumah permanen tipe 36 yang dilengkapi fasilitas MCK, sementara pembangunan nonfisik mencakup kegiatan penyuluhan bela negara, penyuluhan kesehatan dan bahaya narkoba, penyuluhan pertanian, serta penyuluhan keluarga berencana.

"TMMD ini melibatkan unsur TNI, pemerintah daerah dan masyarakat, yang berguna untuk membangun infrastruktur kampung dan meningkatkan kesejahteraan warga di daerah yang menjadi objek pelaksanaannya, mengingat Kampung Yuwainda merupakan daerah terpencil," katanya.

"Nantinya akan kami tambahkan pembangunan tiga unit rumah semi permanen bersamaan dengan 10 unit permanen lainnya. Inilah sinergitas TNI dan rakyat. Kami mencoba menjawab permintaan dan kebutuhan rakyat," kata M Markum, yang menyumbangkan dua mesin parut kelapa dan dua mesin parut sagu pada warga setempat.

Danrem 172/PWY Kolonel Inf J Binsar P Sianipar mengatakan selain membangun rumah untuk warga, TMMD juga merehabilitasi gedung SD Fransiskus Asisi YPPK Pulboa, gudang hasil bumi dan gerbang kampung di Yuwainda. TMMD juga menggelar aksi pengobatan massal dengan melibatkan para dokter dari Dinas Kesehatan Keerom dan Provinsi Papua serta bidan dan perawat dari Puskesmas Waris.

"Ingin menunjukkan bahwa ada perbedaan pembangunan dengan tetangga sebelah (PNG). Karena kampung ini dengan sebelah merupakan kampung bersaudara. Mereka bisa membandingkan tapi yang utama adalah warga di sini makin cinta dengan Indonesia," katanya.

Baca juga: TNI dan warga kerja keras bangun jalan di Manokwari
 

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019