Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) menginginkan agar masjid menjadi pusat kegiatan tumbuh kembang yang ramah bagi anak-anak.

"Masjid dapat dimanfaatkan oleh anak-anak saat sekolah atau sedang istirahat sebagai pusat berkegiatan sehingga dapat memunculkan inovasi. Ini menunjukan peran masjid sangat signifikan dalam menghadapi era globalisasi," kata Menteri Koordinator PMK Puan Maharani dalam keterangan resminya saat membuka Silaturahmi Nasional (Silatnas) Gerakan Nasional Sejuta Masjid Ramah Anak (SEMARAK) di Asrama Haji, Jakarta, Selasa.

Puan menyatakan sangat mendukung gerakan itu. Karena itu dia berharap agar di tahun ini dapat segera diwujudkan masjid ramah anak tersebut.

"Ini akan menjadi contoh bagi kita semua dan akan menunjukkan kepada masyarakat bahwa ini sangat berguna bagi anak-anak kita," kata putri dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ini.

Pihaknya akan melakukan pemetaan masjid-masjid yang sudah ramah anak karena banyak sekali program kegiatan Kemenko PMK yang selaras dengan kegiatan Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum DMI Haji Syafruddin mengingatkan peran strategis masjid sebagai simbol penjaga peradaban Islam dalam membimbing dan membentuk karakter anak yang berahlak, bermoral, dan bermartabat.

"Jadikan masjid sebagai pusat pembentukan karakter anak yang berahlaktul karimah melalui nilai agama yang ramah, damai, menghargai perbedaan dalam Islam yang rahmatan lil alamin," ujar Syafruddin.

Pembentukan karakter yang memiliki nilai akhlak al karimah, kata dia, sangat penting bagi anak agar dapat menjadi manusia yang bermoral dan berakhlak baik untuk menjawab tantangan masa depan. Dengan menjadikan masjid pusat pengasuhan anak membentuk kepribadian yang akan menguatkan kokohnya pondasi ketakwaan umat Islam.

Fungsi masjid dapat dioptimalkan sebagai tempat belajar dan bermain meningkatkan aktivitas dalam berekspresi dan berinovasi sesuai dengan tumbuh kembangnya.

"Anak tidak hanya dibekali dengan iptek saja tetapi juga harus didukung dengan iman dan taqwa sebagai fondasi kokoh yang membentengi jiwa generasi penerus bangsa," kata Syafruddin.

Hal itu karena sejarah mencatat bangsa yang kuat dan disegani karena mampu membangun karakter tunas penerus bangsanya.

"Apalagi kita ditopang dengan landasan kekuatan Islam dalam membentuk kepribadian anak, tentu akan jauh lebih hebat dari negara lainnya," tegas Syafruddin yang juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi ini.

Hadir dalam kegiatan itu Plt Sekretaris Jenderal DMI Arief Rosyid dan juga sejumlah pengurus inti DMI. Gerakan ini digagas oleh PP DMI bidang Pemberdayaan Potensi Muslimah, Anak, dan Keluarga (PPMAK).

Sebanyak seribu orang peserta termasuk 315 peserta inti dari pengurus PPMAK DMI, Korps Muballighah, Badan Pembina Taman Kanak Kanak Islam (BPTKI) DMI dan Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid (BKMM) DMI dipastikan mengikuti acara itu.

Waketum DMI Syafruddin juga menerima data Sistem Informasi Masjid Seluruh Indonesia dari Kementerian Agama. Berdasarkan data, jumlah masjid saat ini yang ada di Indonesia sebanyak 800.000.
 

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019