Jember (ANTARA News) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan Indonesia pada tahun politik ini karena sebagian masyarakat merasakan pemilihan umum bukan sebuah pesta demokrasi, melainkan sebagai teror.

"Saat ini ada orang yang saling membenci dan saling melemparkan isu hoaks entah dari kelompok mana pun. Hal ini menimbulkan keresahan bagi keberlangsungan ikatan bersatunya kita sebagai orang Indonesia," kata Mahfud saat singgah di Stasiun Jember, Kamis petang.

Rombongan Jelajah Kebangsaan Merak-Banyuwangi yang dipimpin Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud Md. singgah di Stasiun Jember yang disambut oleh Bupati Jember Faida dan jajaran manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 9 di Ruang VIP Stasiun Jember.

"Kami melakukan penjelajahan kebangsaan dari Merak hingga Banyuwangi untuk memberi tahu kepada masyarakat agar pemilu digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencari pemimpin dan wakil rakyat yang baik," tuturnya.

Ia juga meminta semua pihak untuk menghentikan permusuhan hingga usai pencoblosan pada tanggal 17 April 2019.

"Tunggu saja hasilnya karena siapa pun yang menang harus ditaati. Apabila terdapat kecurangan, ada jalur hukumnya di Mahkamah Konstitusi (MK)," katanya.

Ia menekankan, "Kita hidup berdemokrasi ini dengan tertib. Jangan melempar hoaks, mari jadikan pemilu sebagai pesta demokrasi yang benar-benar sebagai pesta karena pesta itu menyenangkan dan tidak ada yang menakutkan."

Mahfud mengimbau semua pihak bersatu dan memilih calon pemimpin sesuai dengan hati nurani masing-masing karena memilih calon pemimpin dan wakil rakyat tersebut merupakan agenda lima tahunan. Namun, ikatan persaudaraan bangsa Indonesia untuk selamanya.

Ia juga sempat mencontohkan hoaks yang beredar di tengah masyarakat, salah satunya terkait isu Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang akan menggantikan posisi K.H. Ma`ruf Amin yang menjadi calon wakil presiden yang mendampingi Joko Widodo dalam Pemilu Presiden 2019.

Isu yang diembuskan tersebut, menurut dia, sangat tidak berdasar dan tidak benar karena bangsa Indonesia saat ini sangat dirisaukan oleh banyaknya hoaks.

"Kami melakukan perjalanan untuk mengajak masyarakat untuk bersatu meskipun pilihan mereka berbeda," katanya.

Sementara itu, Bupati Jember Faida mengatakan bahwa jelajah kebangsaan sangat bermanfaat untuk menjaga rasa kebangsaan dan persatuan negara Indonesia.

Jelajah Kebangsaan, kata Bupati, sebenarnya tidak ada jadwal ke Jember. Namun, mampirnya tim itu ke Jember sangat berarti bagi semua karena selama ini rasa kebangsaan sedang terganggu dengan adanya hoaks yang dapat memecah belah persatuan bangsa Indonesia.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Gerakan Suluh Kebangsaan mengadakan Jelajah Kebangsaan dengan rute dari Merak ke Banyuwangi, mulai 18 hingga 22 Februari 2019.

Kegiatan itu merupakan rangkaian dari Kegiatan Gerakan Suluh Kebangsaan yang bertujuan mengajak berbagai elemen masyarakat untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara dalam rangka memperkukuh NKRI.

Gerakan Suluh Kebangsaan bersama PT KAI melakukan jelajah kebangsaan ke sembilan stasiun yang berada di Pulau Jawa dengan rute Merak hingga Banyuwangi.

Rombongan singgah dan menggelar dialog di Stasiun Merak, Gambir, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Jombang, Surabaya, dan Banyuwangi.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019