Biasanya kalau ada kasus, itu dari luar. Kalau seperti ini, yang bersangkutan kami kembalikan ke daerah asal atau daerah di mana dia dapat gigit anjing yang terkena rabies
Manokwari, (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat mengklaim daerah tersebut terbebas dari kasus rabies atau penyakit anjing gila.

Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Parorongan di Manokwari, Senin, mengutarakan pihaknya belum menemukan kasus rabies di daerah ini. 

"Biasanya kalau ada kasus, itu dari luar. Kalau seperti ini, yang bersangkutan kami kembalikan ke daerah asal atau daerah di mana dia dapat gigit anjing yang terkena rabies," katanya.

Menurut dia, hal itu dilakukan agar pasien mendapat pertolongan secara tepat dan cepat. Di Papua Barat pemerintah belum memiliki persediaan obat baik untuk pencegahan maupun pengobatan.

"Karena kita terbebas dari kasus rabies, jadi belum ada pengadaan obat. Mudah-mudahan tidak ada dan jangan sampai anjing gila masuk ke Papua Barat," katanya.

Saat ini, lanjut Otto, Pemprov Papua Barat dan kabupaten/kota sedang fokus memberantas malaria. Kasus penyakit malaria di Papua Barat masih cukup tinggi dan sebagian besar merupakan daerah endemis.

"Kecuali Kabupaten Pegunungan Arfak. Di sana tidak ada kasus malaria, karena tidak ada populasi nyamuk," ujarnya.

Terkait kasus rabies, Otto berharap, Kantor Karantina memperketat pengawasan di setiap pintu masuk seperti pelabuhan dan bandar udara. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan kepada setiap orang.

"Ini penting untuk mengetahui status kesehatan. Juga supaya anjing gila tidak masuk ke Papua Barat," katanya.


Baca juga: 12 kabupaten di di Papua Barat masih endemis malaria

Baca juga: Kementan-FAO gelar pelatihan vaksinasi kendalikan rabies

Baca juga: Papua Barat rekrut tenaga kesehatan daerah terpencil

Baca juga: TNI AD bantu layanan kesehatan di pedalaman Papua Barat

Pewarta: Toyiban
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019