Mitologisasi telah menjadi atmosfir yang kental, apalagi tahun 2019 merupakan tahun ambang berbagai kepentingan
Jakarta (ANTARA News) -Re-mitologisasi menjadi tema yang diangkat dalam kompetisi Anugerah Seni Basoeki Abdullah ketiga yang akan diselenggarakan oleh Museum Basoeki Abdullah dan Direktorat Jenderal Kebudayaan pada 2019 ini.

Kepala Museum Basoeki Abdullah, Maeva Salmah mengatakan tema ini terinspirasi dari karya-karya Basoeki Abdullah yang memang banyak bertema mitologi.

"Sejumlah lukisan seperti Djoko Tarub, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, maupun dunia pewayangan adalah beberapa contoh di antaranya," kata Maeva dalam jumpa pers di FX, Senayan, Senin.

Maeva menyebut, dalam konteks hari ini, mitologi juga masih jadi bagian dari kehidupan sehari-hari dari berbagai bidang baik politik, ekonomi, sosial, agama, hingga budaya.

"Mitologisasi telah menjadi atmosfir yang kental, apalagi tahun 2019 merupakan tahun ambang berbagai kepentingan," ucap dia.

Untuk menjembatani pemikiran ini, penyelenggara membagi tema dalam tiga subtema yang akan diikutsertakan dalam kompetisi.

Sub-tema itu yakni re-mitologisasi kebudayaan yang mengeksplorasi tentang tradisionalisme, kebangsaan, dan spiritualitas yang merujuk pada kemunculan perubahan dunia terhadap peran dan keberadaan mitologi, re-mitologisasi kebutuhan yang mengangkat peran tubuh manusia sebagai alat mengungkap berbagai hal, dan re-mitologisasi lingkungan yang mengungkap mitos tentang alam dan lingkungan sekitar.

"Sejumlah sub-tema ini diharapkan dapat membantu para perupa untuk mengimplementasikan pemikiran kreatif dan menjadi catatan peristiwa terkini dalam perspektif budaya teraktual serta mengingat kembali kecintaan Basoeki pada budaya lokal, kisah mitologi dongeng legenda jadi kekayaan budaya intangible kita," kata dia.

Baca juga: Museum Basoeki Abdullah gelar anugerah seni ketiga
Baca juga: "Nyai Roro Kidul" lukisan Basoeki Abdullah paling favorit

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019