Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Abdul K Karding, mengklarifikasi dan bantah tudingan tim 02 yang semuanya dinilai tidal benar.

"Semua tudingan yang dituduhkan oleh Tim 02 kepada Capres Joko Widodo adalah tidak benar. Saya melakukan klarifikasi sekaligus membantah tudingan-tudingan tersebut," kata Abdul Kadir Karding kepada pers di Media Center Cemara, Menteng, Jakarta, Senin.

Menurut Karding, Tim 02 menuding calon presiden 01, Joko Widodo, pada saat Debat Capres kedua, Minggu malam (17/2), menggunakan alat-alat seperti pulpen dan earphone khusus. "Ada juga tudingan, saya jadi pembisik utaranya. Wah, jadi naik pangkat saya," katanya sambil tersenyum.
 
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menegaskan, bahwa dirinya mendapat tugas Ketua TKN, Erick Thohir, untuk menjemput tamu termasuk Capres Joko Widodo dan Cawapres KH Ma'ruf Amun yang hadir di lokasi Debat Capres, di Hotel Sultan, tadi malam

"Saya menjalankan tugas menjemput ketika Pak Jokowi turun dari mobil dan mengantarnya ke tempat transit sementara. Pada saat itu juga ada Pak Pramono Anung, Pak Moeldoko, Mas Boby,  Kahiyang, Ibu Iriana, KH Ma'ruf Amin dan istri, serta ada ajudan," katanya.

Anggota Komisi III DPR menjelaskan, dirinya ada di lokasi transit sementara itu sampai Capres Jokowi memasuki ruangan Debat Capres, tapi tidak ada pemasangan alat-alat seperti yang dituduhkan Tim 02.

"Di ruangan transit itu, Pak Jokowi hanya ngobrol  sambil bercanda dengan Kiai Ma'ruf, Pak Pramono, Pak Erick, dan Pak Moeldoko. Kemudian, berdoa, lalu Pak Jokowi ke toilet sebentar, dan terus menuju ke panggung debat, sehingga tidak ada pemasangan alat apa pun," katanya.

Ada juga tudingan lain, kata Karding, bahwa dirinya menjadi pembisik. "Tudingan itu keliru besar," katanya. Karding menambahkan bahwa tudingan-tudingan itu hanya untuk menutupi kelemahan Capres Prabowo pada saat Debat Capres kedua.

Kalau dirinya dan beberapa orang dari TKN memegang handy talky (HT) pada saat acara Debat, menurut Karding, itu hanya untuk koordinasi menentukan tempat duduk tim kampanye di ruangan debat. "Hal itu biasa dilakukan dalam setiap acara," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019