Beijing (ANTARA News) - Sengketa perdagangan China dan Amerika Serikat memasuki babak baru setelah para pejabat tinggi di bidang perekonomian dan perdagangan kedua negara mengadakan pertemuan di Beijing, Kamis hingga Jumat (15/2).

Delegasi China dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus anggota Biro Politik Komite Pusat Partai Komunis China (PKC) Liu He.

Mereka bertemu dengan delegasi AS yang dipimpin Duta Besar Perwakilan Perdagangan AS (USTR) Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan (USTS) Steven Mnuchin.

Sampai saat ini, pertemuan kedua belah pihak masih berlangsung dan belum ada pernyataan resmi mengenai materi pembahasan.

Sejumlah pengamat di China berpendapat bahwa kerja sama masih menjadi opsi terbaik dalam mengakhiri perang dagang antara dua pemimpin ekonomi dunia itu.

Perang dagang bermula pada 22 Januari 2018, saat Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif sebesar 30 persen terhadap panel tenaga surya.

Langkah itu dilanjutkan dengan pengenaan tarif 20 persen atas 1,2 juta unit mesin cuci pertama yang diimpor dari China pada 2018.

Lalu, sebanyak 1.300 kategori barang impor dari China, termasuk komponen pesawat, baterai, panel televisi, peralatan kesehatan, satelit, dan beragam senjata masuk dalam kebijakan pengenaan tarif baru Trump.

China membalasnya dengan mengenakan tarif sebesar 25 persen atas sedikitnya 128 jenis produk AS, di antaranya alumunium, pesawat terbang, mobil, daging babi beku, dan kedelai.

Pengenaan tarif sebesar 15 persen diberlakukan China atas produk-produk AS berupa buah-buahan, kacang, dan pipa baja.  

Baca juga: China tawarkan peningkatan impor produk Amerika Serikat
Baca juga: Trump prediksi AS-China capai kesepakatan, akhiri perang dagang
Baca juga: Begini dampak perang dagang AS-China dan cara memanfaatkannya

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019