Supaya komoditas jagung tersedia sepanjang tahun dan harga jagung stabil dan kompetitif, petani harus memproduksi jagung sepanjang tahun.
Gunung Kidul, Yogyakarta, (ANTARA News) - Kementerian Pertanian mendorong petani di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menambah populasi atau kepadatan jarak tanam jagung dari 60 ribu batang per hektare menjadi 100 ribu batang per hektare.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto di Gunung Kidul, Sabtu, meminta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta melakukan penelitian tanah yang subur di Gunung Kidul, supaya petani dapat menambah populasi tanaman jagung.

"Kami tahu tanah di Gunung Kidul mudah erosi. Kami minta BPTP melakukan kajian tanah yang subur untuk padat populasi tanaman jagung," kata Gatot saat panen raya perdana jagung di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Gunung Kidul.

Ia mengatakan saat ini, Kementan menekan impor jagung supaya harga jagung ditingkat petani tidak anjlok, khususnya saat panen raya seperti saat ini.

Namun demikian, ia meminta petani harus memproduksi jagung sepanjang tahun supaya harga jagung tetap terjaga. Saat ini, harga jagung impor sebesar Rp2.200 per kilogram kualitas bagus. Barang dengan harga Rp2.200 per kg sudah di Jakarta.

"Supaya komoditas jagung tersedia sepanjang tahun dan harga jagung stabil dan kompetitif, petani harus memproduksi jagung sepanjang tahun," imbaunya.

Terkait ekspor jagung, Gatot mengatakan pada 2018, Indonesia sudah ekspor 380 ribu ton, namun Indonesia juga impor 100 ribu ton.

"Jangan diartikan kalau Indonesia surplus produksi jagung, kemudian tidak impor kerena pada kondisi tertentu harga jagung naik. Akibatnya, peternak menjerit karena harga jagung tinggi," katanya.

Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Badingah mengatakan lahan kering di Gunung Kidul sangat cocok untuk palawija, khususnya jagung. Luas penanaman jagung setiap tahun sekitar 51.000 hektare. Hal ini menjadikan Gunung Kidul berkontribusi 96 persen produksi jagung di DIY.

Produksi jagung 2018 mencapai 230.206 ton pipil kering. Dengan luas panen pada 2018 mencapai 50.447 hektare. Saat ini pada musim tanam pertama 2018/2019 ada pertanaman jagung seluas 46.672 hektare, yang akan panen mulai minggu ini.

Dari 46.672 hektare yang tanam pada musim tanam pertama mendapatkan bantuan benih dari Kementerian Pertanian seluas 10.000 hektare, dan sisanya swadaya masyarakat.

Baca juga: Pembatasan impor jagung ternyata tingkatkan impor gandum
Baca juga: CIPS: serapan jagung Bulog akan optimal tanpa HPP
Baca juga: Presiden perintahkan Bulog serap jagung petani

Pewarta: Sutarmi
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019