Kami turun ke masyarakat memberikan pencerahan, menjadi dai, menjadi ustaz di Bukittinggi
Bukittinggi (ANTARA News) - Polisi Ustaz atau polisi turun langsung memberikan ceramah di masjid-masjid menjadi salah satu upaya yang dilakukan Polres Bukittinggi untuk mencegah perkembangan radikalisme di Bukittinggi, Sumatera Barat.

"Kami turun ke masyarakat memberikan pencerahan, menjadi dai, menjadi ustaz di Bukittinggi, bagaimana secara filosofi mau pun ideologi kepada saudara kita yang barangkali memiliki pemahaman yang berbeda," ujar Kapolres Bukittinggi AKBP Arly Jembar Jumhana di Mapolres Bukittinggi, Jumat (1/2).

Arly mengatakan jajaran Polres Bukittinggi pun setiap hari melakukan subuh keliling untuk membangun sinergi dengan masyarakat dan menjaring informasi dari masyarakat.

Dalam subuh keliling ia juga menyampaikan bahaya radikalisme dan terorisme serta pentingnga tetap berlandaskan Pancasila dalam hidup berbangsa.

Pimpinan adat tigo tungku sajarangan yang terdiri atas tokoh masyarakat, alim ulama serta cendekiawan pun dirangkul polisi dalam upaya mencegah radikalisme.

Bukittinggi merupakan kota yang sangat Islami, tutur Arly, sehingga tindakan preventif mencegah radikalisme sangat penting.

Polres Bukittinggi juga terus bertukar informasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dalam menangkal radikalisme di kota wisata itu.

"Kota Bukittinggi kota wisata, jangan sampai orang merasa tidak nyaman datang ke Bukittinggi," tutur Arly.

Ada pun pada 2018, Densus 88 menangkap seorang terduga teroris di Bukittinggi dan empat terduga teroris di Payakumbuh dan Padang.

Sebelumnya pada 2017 pun terdapat selebaran yang diduga terkait ISIS di area publik berupa imbauan dan peringatan kepada masyarakat untuk menjauhi tempat-tempat tertentu.

Baca juga: Pelajar-mahasiswa target utama perekrutan kelompok radikal

Baca juga: Jihad tak patut disanding dengan terorisme

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019