Jakarta (ANTARA News) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan melakukan tindakan pencegahan dan edukasi kesehatan karena kasus DBD yang semakin meningkat dan meluas.

Lukman Azis selaku Direktur Komunikasi ACT menyatakan bahwa ACT pun bertanggung jawab atas ancaman kesehatan yang berpotensi menjadi masalah kemanusiaan masif.

"Salah satu ancaman kesehatan itu kini terjadi di depan mata. Bahkan kasus positif DBD juga terjadi pada keluarga terdekat, atau di lingkungan sekitar rumah. Selagi menjalankan aksi kemanusiaan di ranah global untuk diaspora Uighur, Pengungsi Suriah, atau Warga Gaza di Palestina, ACT juga turun tangan untuk mengatasi krisis DBD yang sedang merebak di sejumlah daerah di Indonesia," kata Lukman Azis dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Kamis.

Menurut Lukman, dalam waktu dekat ACT akan melakukan fogging atau pengasapan lingkungan yang terdampak DBD di beberapa wilayah di sekitar Jabodetabek.

"Data yang masuk ke kami, fogging akan dilakukan di wilayah Depok tepatnya di Cilodong, juga di Gunung Sindur, Bogor. Kami mendapat laporan terjadinya peningkatan kasus DBD yang signifikan di dua wilayah tersebut," tambah Lukman.

Lukman juga mengatakan bahwa untuk mengatasi sebaran DBD agar tak semakin meluas, harus dimulai dari kesadaran akan kesehatan lingkungan.

"Kami juga menyadari bahwa fogging pun tak cukup untuk mengatasi sebaran DBD yang semakin meluas. Lewat Tim Medis ACT yang tersebar di beberapa wilayah, ACT juga akan memulai edukasi atau penyuluhan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Mengajak warga untuk lebih waspada menghindari tumbuh kembangnya nyamuk DBD di musim penghujan ini," tutur Lukman.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, telah terjadi peningkatan kasus DBD di Jakarta hingga enam kali lipat dalam kurun sepekan terakhir. Data per 20 Januari 2019 sebelumnya mencatat sebanyak 111 kasus DBD, sementara per 27 Januari 2019 angka positif DBD tersebut meningkat drastis mencapai 613 kasus.

Setidaknya ada tiga wilayah dengan kasus DBD terbanyak, antara lain Jakarta selatan dengan 231 kasus, Jakarta Timur dengan 169 kasus, dan Jakarta Barat dengan 153 kasus. Kasus tersebar di lima kecamatan dengan tingkat kejadian atau Incidence Rate (IR) tertinggi.

IR sendiri adalah perhitungan kejadian setiap 100 ribu penduduk yang digunakan untuk mengukur proporsi kejadian DBD

Baca juga: ACT gunakan truk tanki air 10.000 liter layani korban bencana
Baca juga: ACT berangkatkan umroh 10 relawan
Baca juga: ACT kirim tim tanggap darurat ke lokasi banjir Sulsel

 

Pewarta: Monalisa
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2019