Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk mengusut tuntas peristiwa teror yang menimpa pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Pada dasarnya, ICW mengutuk keras tindakan teror yang diberikan kepada pimpinan KPK. Jadi kami juga ingin meminta Kapolri agar bisa mengusut tuntas teror yang menimpa pimpinan KPK dan kami anggap ini sebagai cobaan kembali pasca Novel Baswedan kemarin," kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana di gedung KPK, Jakarta, Kamis.

ICW pun menganggap bahwa penangangan kasus penyerangan terhadap Novel Basweda juga sudah berlarut-larut.

"Jadi, jangan ini menjadi kali kedua Kepolisian menunjukkan kinerja yang kami anggap belum terlalu maksimal," tuturnya.

Pihaknya pun mengharapkan dengan dengan bukti-bukti yang ada dan dengan kesaksian-kesaksian yang ada di tempat kejadian perkara, Kepolisian bisa mengungkap tuntas peristiwa teror tersebut.

"Tidak hanya operator tidak hanya orang yang melemparkan bom molotov tetapi tokoh intelektualnya. Kami harap Kepolisian bisa mengungkapnya karena ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena ini teror mungkin bisa dikatakan teror kepada gerakan antikorupsi," ucap Kurnia.

Ia pun meyakini KPK tidak akan gentar dengan teror-teror yang diberikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut.

"Saya katakan ini teror kepada gerakan antikorupsi. Jadi, sebenarnya nyali KPK sudah diuji dan saya yakin KPK tidak akan gentar dengan teror-teror yang diberikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti ini," kata dia.

Sebelumnya pada Rabu (9/1), rumah Ketua KPK Agus Rahardjo menjadi sasaran teror bom oleh orang tak dikenal. Di rumah Agus yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, polisi menemukan barang bukti berupa pipa paralon, detonator, sekring, kabel warna kuning, paku ukuran 7 centimeter, serbuk putih, baterai dan tas.

Sedangkan rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, dilempar dua bom molotov oleh orang tak dikenal, salah satu bom sempat merusak teras bagian atas rumah Laode. Penemuan bom itu terjadi pada Rabu (9/1) sekitar pukul 05.30 WIB.

Baca juga: Menkopolhukam: percayakan penanganan teror bom ke aparat
Baca juga: Teror di rumah pimpinan KPK dinilai serangan serius
Baca juga: Amnesty Internasional Indonesia soroti teror bom molotov di rumah pimpinan KPK

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019