Jakarta (ANTARA News) - Menjelang perayaan Malam Natal 2018 ini, Indonesia kembali mendapat cobaan berupa bencana alam tsunami Selat Sunda yang telah menelan ratusan jiwa.

Sabtu (22/12) pukul 21.10 WIB yang ceria menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru berubah menjadi kepanikan mencekam saat gelombang tinggi menerjang kawasan Selat Sunda di sebagian wilayah Banten dan Lampung hingga memakan korban hingga saat ini tercatat 334 orang meninggal dunia.

Pihak kepolisian menyatakan dua kejadian yang bersamaan ini tidak akan mempengaruhi pengamanan perayaan Natal 2018 dan evakuasi korban bencana tsunami Selat Sunda.

Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Jakarta, Senin, menegaskan bahwa pengamanan Natal tahun ini tidak akan terganggu penanganan bencana alam yang terjadi di Selat Sunda.

"Pengamanan Natal tidak terganggu evakuasi korban bencana tsunami Selat Sunda. Sebanyak 94 ribu personel sudah setel untuk pengamanan Natal, sedangkan yang untuk evakuasi korban merupakan pasukan cadanngan Brimob Kelapa Dua," jelas Dedi.

Dia menjelaskan bahwa pasukan cadangan ini selalu disiapkan jika ada kondisi darurat, seperti bencana alam ataupun masalah keamanan di Polda prioritas.

Jadi tidak ada masalah untuk pengamanan perayaan Natal tahun ini," tegas Dedi.

Untuk perayaan Natal tahun ini, Dedi mengatakan pihaknya telah siaga melakukan antisipasi dengan menyisir lokasi-lokasi rawan tiap dua jam sebelum acara Natal dimulai.

"Brimob akan melakukan sterilisasi, altar, tempat ibadah dan sekitaran gereja," kata Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Selain itu penyuluhan dan kerja sama dengan masyarakat terus dilakukan sebagai upaya pengamanan di tingkat wilayah.

Sebanyak 55 ribu personil gabungan telah disiapkan termasuk menggandeng Ormas seperti Muhammadiyah, NU untuk turut menciptakan perayaan Natal yang damai. TNI juga dilibatkan dalam proses pengamanan Natal.

Perlengkapan metal detector serta memeriksa barang bawaan tas dari jemaat menjadi salah satu prosedur yang akan dilakukan.

Perayaan di kota-kota besar seperti Jakarta akan menjadi fokus tersendiri, mengingat ancamannya dianggap lebih besar sebagai sasaran teroris.

"Anggota Polri 35 ribu, itu dibantu TNI Satpol PP, Dinas Perhubungan, secara aktif di tempat ibadah baik yang digunakan umat Kristiani, atau totalnya sekitar 55 ribu personil. Polri ada Pospam untuk bertanggung jawab wilayah sekitar gereja, " tegasnya.

Pengamanan perayaan Natal ini juga dilakukan di berbagai daerah, di antaranya Kota Surabaya yang tahun lalu mengalami teror bom Natal melakukan kesiapsiagaan yang ketat.

Pihak Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menyatakan akan menjamin keamanan bagi umat Nasrani yang mulai Senin malam menggelar ibadah dalam rangka perayaan Hari Raya Natal.

"Kepada masyarakat Nasrani silakan beribadah dengan tenang. Kami berada di tengah masyarakat untuk melakukan pengamanan. Begitu pula bagi masyarakat yang sedang berlibur di Kota Surabaya, kami hadir untuk memberi kelancaran," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Dia memastikan sejak Senin pagi telah mengerahkan personel untuk melakukan strelisasi di gereja-gereja se-Surabaya. "Bahkan sampai siang hari ini, proses sterilisasi di beberapa gereja sedang berlangsung," katanya.

Rudi menjelaskan, sterilisasi gereja adalah bagian dari standar operasional prosedur pengamanan Natal.

"Melalui sterilisasi ini, kami pastikan tidak ada ancaman atau gangguan. Kami memastikan tidak ada ancaman bahan peledak dengan cara sterilisasi," ujarnya.

Mantan Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ini menjamin tragedi teror bom seperti yang pernah terjadi pada Mei 2018 tidak akan terjadi lagi.

 "Pascateror bom bulan Mei lalu, kami perketat pengamanan di gereja-gereja. Di tiap gereja, dari kejauhan sudah kami pasang barier, sehingga kendaraan tidak mudah masuk. Selain itu, kami lakukan identifikasi terhadap setiap orang yang datang," katanya.

Rudi menandaskan Polrestabes Surabaya telah mendirikan sebanyak 25 pos pengamanan dan penjagaan yang tersebar di wilayah Kota Pahlawan, beberapa di antaranya ditempatkan di gereja-gereja yang tergolong besar.

 "Kami kerahkan dua pertiga personel dari 3.100 anggota Polrestabes Surabaya untuk pengamanan Natal. Selain itu, kami juga dibantu personel dari Tentara Nasional Indonesia dan Pemerintah Kota Surabaya," ucapnya.

Para personel tersebut, lanjut dia, telah dibagi tugas untuk ditempatkan di gereja-gereja se-Surabaya.

Dedi Prasetyo juga mengatakan bahwa pihaknya bersama TNI dan instansi lainnya menurunkan personelnya mencari korban yang belum ditemukan.

Untuk mempermudah masyarakat mendapat info bencana, pihak Mabes Polri mendirikan Posko Bencana Alam  dan Media Center Humas di Hotel Wira-Carita Banten.

Hingga saat ini, Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat 334 orang meninggal dunia akibat gelombang tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda, Provinsi Banten, Sabtu (22/12) malam.

"Korban yang meninggal itu jumlah sementara dan kemungkinan bertambah," kata Fahrizal, petugas pendataan dan komunikasi Basarnas di Posko Labuan, Pandeglang, Senin.

Ia mengatakan temuan tentang jumlah korban meninggal dunia meningkat, sebelumnya tercatat 252 orang meninggal dunia, 757 luka-luka, dan 30 hilang.

Namun, laporan dari lapangan yang diterima pada pukul 11.00 WIB menunjukkan angka itu bertambah menjadi 334 orang meninggal dunia, 764 luka-luka, dan 61 hilang.

"Kami yakin jumlah korban tsunami terus bertambah, karena masih banyak yang belum ditemukan dan hilang," ujarnya.

Dia mengatakan lokasi korban tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda tersebut 17 titik.

Sebanyak 17 titik itu, antara lain Carita, Panimbang, Cigeulis, Sumur, Labuan, Tanjung Lesung, Cibaliung, Cimanggu, Pagelaran, Bojong, Anyer, Pulau Sangiang, Menes, Pulau Hampeleum, Banyuasin, dan OSC Lampung.

Jumlah korban yang meninggal dunia terbesar di Panimbang 74 orang, Carita 70 orang, OSC Lampung 55 orang, Tanjung Lesung 46, Sumur 38, Labuan 12 orang, dan Anyer 12 orang.

Saat ini, Basarnas dan tim koordinasi lainnya masih melakukan evakuasi dan pencarian jenazah korban tsunami di sejumlah titik.

"Kami berharap semua korban tsunami bisa ditemukan dan teridentifikasi," katanya. ***2***

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2018