Jakarta (ANTARA News) - Posko perlindungan anak yang dibentuk Kementerian Sosial hingga Minggu (23/12) malam telah berhasil mempertemukan kembali empat anak korban tsunami di Banten dengan keluarganya yang terpisah saat terjadi bencana.

"Laporan yang masuk ada 10 anak yang terpisah dari keluarganya, sampai Minggu pukul 19.00 WIB sudah empat anak yang berhasil direunifikasi," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial Nahar yang dihubungi di Jakarta, Senin.

Dia merincikan empat anak yang sudah bertemu dengan keluarganya tersebut, yaitu Doneli (7) dari Bekasi, Arya (6) dari Tanah Abang Jakarta, Fikri (17) dari Tanah Abang Jakarta, dan Muhammad Ali dari Bekasi.

Untuk penanganan bencana tsunami di Selat Sunda, Kemensos membentuk posko perlindungan anak yang fokus melakukan layanan dukungan psikososial (LDP) melalui Pondok Anak Ceria.

Lokasi posko yang dijalankan oleh Sakti Peksos dan Bidang Rehabilitasi Sosial serta Dinas  Sosial Provinsi Banten beradaUD Banten dan RSUD Drajat di Kota Serang.

Kementerian Sosial juga telah menyiapkan lima titik Dapur Umum Lapangan dan Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk memberikan layanan kepada masyarakat terdampak bencana di Banten.

Titik dapur umum dan LDP Provinsi Banten berada di Labuan, Carita, Panimbang, Tanjung Lesung, Cinangka. 

Sementara untuk Lampung, dapur umum dibuka di kantor Kominfo dan di depan kantor gubernur Lampung.

Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Senin (24/12) pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak.

Baca juga: Korban jiwa akibat tsunami Selat Sunda capai 281

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018