Jakarta (Antara) - Massa aksi solidaritas bela Uighur yang hari ini melakukan aksi di depan Kedutaan Besar China, Kuningan, Jakarta, menyatakan akan kembali melakukan aksi kembali jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

"Kemungkinan ada, InsyaAllah dengan massa yang lebih besar jika tuntutan kami hari ini ditolak," kata Ketua GNPF Ulama Yusuf Martak di lokasi.

Kendati demikian, Yusuf mengharapkan dengan aksi hari ini, tuntutan mereka bisa dipenuhi dan meyakini akan adanya suatu solusi atas tuntutan mereka yang ditekankan untuk mengklarifikasi soal kekerasan HAM tersebut.

"Kami harap dengan aksi hari ini sudah bisa diadakan suatu pertemuan dan diskusi agar info tidak simpang siur dan semakin keruh suasananya," kata Yusuf.

Yusuf juga meminta pemerintah Indonesia harus bersikap untuk mempertanyakan pada pemerintah China atas dugaan pelanggaran HAM pada etnis Uighur yang menurutnya sudah lama terjadi.

"Karena pemerintah tidak menyampaikan, jangan disalahkan kalau kami menyampaikan aspirasi. Karena bagi kami, satupun nyawa manusia itu tidak boleh dihilangkan tanpa dasar hukum yang jelas," ucap Yusuf.

Yusuf sendiri merasa yakin akan ada respon dari pihak kedubes dengan difasilitasi oleh pemerintah Indonesia dengan mengadakan diskusi.

"Kami sudah pernah melalui majelis ulama untuk mempertanyakan nasib teman-teman yang kena agresi militer, bukan hanya muslim Uighur, tapi semua, tidak ada pilih-pilih yang ada keterkaitan dengan pelanggaran HAM, jadi kami akan bersuara," ujar Yusuf.

Massa yang berkumpul di depan kedubes China pada hari ini menuntut sedikitnya enam poin yakni:

1. Menguruk keras pemerintahan Tiongkok/China atas penindasan terhadap Muslim  Uighur di Provinsi Xinjiang

2. Mengecam keras perbuatan yang dilakukan rezim China yang merupakan pelanggaran nyata atas Hak Asasi Manusia dan Hukum Internasional.

3. Menegaskan agar adanya kebebasan beragama bagi segenap manusia.

4. Mendesak organisasi kerja sama Islam (OKI), PBB dan Komnas HAM RI untuk menyelamatkan nasib umat Islam Uighur dan bersikap tegas terhadap pemerintah China untuk memberikan hak-hak sipil bagi mereka, dan secara khusus meminta kepada pemerintah Indonesia untuk menyalurkan sikap umat Islam Indonesia dengan bersikap keras dan tegas terhadap pemerintah China dan membela nasib umat Islam Uighur

5. menyerukan kepada Umat Islam sedunia umumnya dan khususnya Umat Islam Indonesia untuk melakukan gerakan solidaritas dengan menyalurkan bantuan dan pertolongan bagi saudara-saudara muslim Uighur melalui cara yang memungkinkan

6. Mendesar pemerintah RI untuk mendorong pemerintah China agar memberikan kemerdekaan kepada Uighur dan mengusir Dubes China dari Indonesia apabila tidak mau memberikan kemerdekaan pada muslim Uighur.*


Baca juga: Warga Aceh gelar aksi bela muslim Uighur

Baca juga: Massa bela Uighur bakar spanduk bendera China

Baca juga: MUI sesalkan ketertutupan China soal Uighur


 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018