Jakarta (ANTARA News) - Selain menggelar aksi protes di dekat Kedutaan Besar China di Jakarta, Jumat, para pengunjuk rasa mengumpulkan tanda tangan solidaritas di spanduk besar dan menggalang dana bagi muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China, yang sedang menghadapi pelanggaran hak asasi manusia.

Pengumpulan tanda tangan dan penggalangan dana dilakukan di sela aksi di depan Kedutaan Besar China oleh sukarelawan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Rumah Zakat dan Dompet Dhuafa.

Rahmat, penggalang dana dari ACT, mengatakan dana yang terkumpul hari ini akan diserahkan langsung kepada warga Uighur.

"Ini dikumpulkan untuk membiayai rehabilitasi pengungsi Uighur di sana. Dan kami serahkan langsung oleh relawan kami ke sana," ujar Rahmat.

Sukarelawan dari Rumah Zakat, Rini, mengatakan penggalangan dana untuk Uighur akan terus dilanjutkan.

"Sebenarnya bantuan sudah sebagian disalurkan, ini kami tegaskan kembali bahwa penggalangan dana sudah mulai dan akan terus berlangsung," ujar Rini.

Selepas shalat Jumat, massa yang berkumpul di depan Kedutaan Besar China berunjuk rasa menuntut penghentian pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis Uighur.
 
Massa aksi 2112 melakukan pengumpulan tandatangan sebagai solidaritas untuk kaum muslim Uighur di depan Kedubes China, Kuningan, Jakarta, Jumat (21/12/2018). (Antara/Ricky Prayoga)


Dalam beberapa bulan belakangan China menerima kecaman dari para pegiat, akademisi dan pemerintah asing terkait penahanan massal dan pengawasan ketat minoritas muslim Uighur dan kelompok-kelompok etnis lain yang tinggal di Provinsi Xinjiang menurut siaran kantor berita Reuters.

Pada Agustus, panel Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan telah menerima laporan-laporan terpercaya bahwa sejuta atau lebih warga Uighur atau minoritas lain ditahan di kamp rahasia di kawasan itu.

China membantah tuduhan terkait aksi-aksinya di Xinjiang. Pemerintah China menyatakan telah melindungi agama dan budaya kaum minoritas, dan melakukan langkah-langkah keamanannya diperlukan untuk memerangi pengaruh kelompok-kelompok "ektremis" yang memicu kekerasan di sana.

Baca juga:
Amnesti Internasional: Etnis Uighur diperlakukan diskriminatif
ACT desak pemerintah sikapi tindakan China terhadap etnis Uighur




 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018