Jakarta (ANTARA News) - Dokter konsulen Hematologi dan Onkologi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk  dr Jeffrey Tenggara SpPD-KHOM mengatakan kemoterapi bukan jaminan pasien kanker sembuh.

"Kemoterapi digunakan untuk mengobati kanker, mengurangi kemungkinan kambuhnya sel kanker, menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker, serta mengurangi gejala atau efek samping dari kanker. Namun, kemoterapi bukan jaminan seorang pasien bisa sembuh," ujar Jeffrey di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan penderita kanker biasanya menunjukan gejala-gejala tertentu yang biasanya berhubungan dengan organ dari mana sel kanker tersebut berasal.

"Akan tetapi banyak penderita baru merasakan gejala ketika kanker sudah berada di tahap akhir," jelas dia.

Dia menjelaskan kanker terjadi bila keseimbangan ini terganggu dan pertumbuhan sel menjadi jauh lebih besar dibandingan kematian sel.

Dia menjelaskan seseorang sudah terdiagnosa kanker, maka pengobatan yang tepat harus segera dilakukan baik dalam bentuk operasi, kemoterapi, radiasi maupun lainnya. Operasi bisa dilakukan dalam kasus-kasus tumor jinak. Sedangkan kemoterapi bisa dilakukan tanpa maupun dengan pengobatan lainnya. Kemoterapi bisa digabungkan dengan pengobatan lain.

"Kemoterapi dapat diberikan untuk memperkecil tumor sebelum tindakan radiasi atau diberikan setelah operasi atau terapi radiasi untuk menghancurkan sel kanker yang masih tersisa," katanya.

Sedangkan bentuk dan cara pemberian kemoterapi beraneka ragam tergantung pada jenis kanker dan tingkat penyebarannya, histori pengobatan pasien dan permasalahan kesehatan lain yang diderita oleh pasien.

Kemoterapi juga perlu mempertimbangkan kompleksitas dan efek samping dari kemoterapi, pasien harus berada di bawah pengawasan dokter dan perawat yang berkompetensi selama proses kemoterapi dilaksanakan.

Baca juga: Pasien kanker berpeluang sembuh jika terdeteksi dini

Baca juga: Penderita kanker payudara stadium awal bisa lewatkan kemoterapi, tapi ada syaratnya


Pewarta: Indriani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018