Pangkalan Bun, Kalteng (ANTARA News) - Dua dari tiga balita korban tabrakan angkutan sungai perahu bermotor (klotok) yang terjadi di Daerah Aliran Sungai Kumai, di perairan Tanjung Api Api, Desa Sei Kapitan, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa (20/11) dini hari masih belum ditemukan.

"Kami sekeluarga berharap kepada petugas bisa segera menemukan putra kami Raihan," kata orang tua korban, Silfia (35), saat ditemui di kediamannya Jalan Iskandar, Gang Hidayah 2 RT 18, Kelurahan Madurejo, di Pangkalan Bun, Rabu.

Korban balita yang masih belum ditemukan selain Raihan berusia 1 tahun 2 bulan warga Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun adalah Suman Zaidan Fahrezi (2,6) putri Suman Syarifuddin, warga Jalan Keramat RT 12, Kelurahan Kumai Hilir, Kecamatan Kumai.

Silfia yang selamat dari kejadian itu, masih terlihat lemas dan lesu hingga pandangan pun terlihat kosong akibat trauma yang dialaminya.

Keadaan Silfia kini masih terbaring di atas kasur dengan beberapa luka di bagian tubuhnya akibat musibah tersebut, walaupun sesekali bangun.

"Saya tidak begitu mengetahui awal mula kejadiannya, tiba tiba saja klotok yang kami tumpangi tertabrak dan terbalik. Spontan satu tangan saya memegang Raihan dan satunya memegang ke bagian kayu klotok," kata Silfia.

Ia menuturkan, kondisi saat itu sangat gelap, begitu klotok yang ditumpanginya tertabrak dan terbalik, dirinya masuk ke dalam air. Sekuat tenaga dia memegang tangan putranya, namun pegangan tersebut terlepas saat ia berusaha mencari pegangan untuk bertahan di atas air.

Ketika itu, sesaat sebelum terjadi tabrakan, posisi Raihan tengah tertidur di sebelahnya, sementara posisi dirinya duduk berhadapan dengan motoris.

Saat itu, ia bersama Raihan sengaja menumpang klotok tersebut untuk mengunjungi ayah dan ibunya yang tinggal di Sungai Cabang.

Kapolres Kotawaringin Barat AKBP Arie Sandy Zulkarnaen mengatakan bahwa dalam kasus ini polres setempat bersama Ditpolair Polda Kalteng tengah melakukan investigasi bersama, dan memang sampai saat ini kedua anak yang menjadi korban masih belum ditemukan.

"Sampai hari ini pencarian masih terpusatkan di sepanjang tepian sungai, menyisir Daerah Aliran Sungai Kumai sampai ke tepian pantai Desa Kubu dengan menggunakan 5 buah speedboat," kata Arie.

Kegiatan pencarian juga dilakukan oleh pihak keluarga korban dengan menggunakan klotok, dan sekaligus melakukan penyelaman tradisional.

Mereka berhasil mengangkat satu unit sepeda motor Yamaha Mio J dengan nomor polisi KH 5394 WF dari lokasi kejadian.

Baca juga: ABK Indonesia hilang dalam tabrakan kapal di Jepang
Baca juga: Permintaan Menlu pada Korsel: Cari terus ABK Indonesia yang hilang
Baca juga: 15 ABK WNI korban tabrakan kapal tiba di Busan

Pewarta: Kasriadi/Hendri Gunawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018