Setelah tiga kali meminta maaf kepada masyarakat, hendaknya Pak Prabowo dan Pak Sandi menjadikan pengakuan atas kesalahan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan tak lagi berkampanye dengan cara menyerang lawan."
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengingatkan agar pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandiaga jangan memanfaatkan kultur rakyat Indonesia yang pemaaf untuk meminta maaf berulang kali.

"Apa yang  dilakukan oleh Pak Prabowo dan Pak Sandi dengan melakukan permintaan maaf berulang kali, sebaiknya jangan terjadi lagi. Pak Prabowo dan Pak Sandi,  jangan memanfaatkan karakter dan kultur rakyat Indonesia yang pemaaf," kata Hasto Kristiyanto kepada pers, di Media Center Jokowi-Ma'ruf, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.

Menurut Hasto, pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi sebaiknya tidak lagi melakukan kesalahan dan meminta maaf kepada masyarakat. "Selama masa kampanye (sejak hampir dua bulan lalu), Pak Prabowo dan Pak Sandi, paling tidak sudah tiga kali minta maaf kepada masyarakat," katanya.

Dalam catatan TKN Jokowi-Ma'ruf, Prabowo Subianto, sudah tiga kali minta maaf, pertama, meminta maaf atas kasus hoaks Ratna Sarumpaet, dan kedua meminta maaf atas ungkapan ‘tampang Boyolali’. 

Sedangkan,  Sandiaga mengaku salah dan meminta maaf karena melangkahi makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Bisri Syansuri.

"Setelah tiga kali meminta maaf kepada masyarakat, hendaknya Pak Prabowo dan Pak Sandi menjadikan pengakuan atas kesalahan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan tak lagi berkampanye dengan cara menyerang lawan," katanya.

Menurut Hasto, dalam berkampanye sebaiknya menyampaikan visi, misi, dan gagasan, serta adu rekam jejak dan program untuk membangun  bangsa dan negara.

Baca juga: Prabowo minta maaf terkait kasus Ratna

Baca juga: Prabowo tulus menyampaikan maaf terkait "tampang Boyolali"

Baca juga: PKB: Tidak pantas Sandiaga langkahi makam pendiri NU

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018