setiap tahun setelah panen tembakau di lereng Gunung Sumbing ini diadakan upacara pernikahan tembakau
Magelang (ANTARA News) - Masyarakat lereng Gunung Sumbing, Desa Genito, Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa, menggelar ritual "Pernikahan Tembakau" di mata air Sendang Piwakan.

Ritual pernikahan tembakau tersebut dipimpin oleh budayawan Agus Merapi, dengan melakukan doa di Sendang Piwakan sambil membawa dua tanaman tembakau yang dinikahkan dengan harapan dapat membawa kesuburan tanaman tembakau di Desa Genito.

"Prosesi ini merupakan pernikahan tembakau, yang setiap tahun setelah panen tembakau di lereng Gunung Sumbing ini diadakan upacara pernikahan tembakau," katanya.

Ia menuturkan kegiatan itu sebagai rasa syukur atas hasil panen tembakau yang bagus dan berharap agar hasil panen tahun depan akan lebih baik lagi.

Tembakau yang dinikahkan dipercaya adalah tembakau laki-laki dengan nama Kyai Pulung Soto dan tembakau perempuan Nyai Srintil.

Baca juga: Curah hujan tinggi rusak tanaman tembakau di Sumbing-Sindoro

Dalam ritual penikahan tembakau tersebut, masyarakat juga membuat gunungan hasil bumi yang pada akhir ritual gunungan tersebut diperebutkan masyarakat.

Kepala Desa Genito Trasmantyo mengatakan masyarakat di Desa Genito mayoritas petani tembakau. Ritual pernikahan tembakau sudah dilaksanakan tujuh kali.

"Ritual pernikahan tembakau ini merupakan simbol atau wujud syukur masyarakat di Desa Genito agar hasil panen ke depan semakin baik," katanya.

Ia menyampaikan harga tembakau pada panen tahun ini cukup bagus, mencapai Rp75.000 per kilogram. Produksi tembakau tahun ini juga mengalami peningkatan namun berbeda saat tahun 2017 harga tembakau anjlok karena memang kualitasnya kurang bagus.

"Hal tersebut karena saat mulai panen tembakau bersamaan datangnya musim hujan sehingga mengakibatkan tanaman tembakau mengalami kerusakan dan proses pengeringan tembakau rajangan tidak optimal sehingga kualitasnya jelek," katanya.

Baca juga: Tanaman tembakau di Temanggung diprediksi 13.000 hektare
 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018