Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR, Mahyudin, meminta umat Islam untuk tidak terprovokasi dengan berita pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang memicu keresahan baru-baru ini.

“Umat Islam jangan terlalu cepat terprovokasi sehingga masalah itu menjadi besar, bertambah gaduh dan panas. Sebab, kita tidak tahu apakah kejadian itu adalah upaya untuk mengadu domba sesama kita atau bagaimana, jadi harus dicerna betul. Satu lagi, kita ini negara hukum, semua serahkan saja kepada hukum yang berlaku,” tutur Mahyudin, dalam siaran pers, di Jakarta, Selasa.

“Kejadian itu sangat sensitif, kita harus hati-hati dalam menyikapinya,” tambahnya.

Mahyudin menyampaikan pernyataan itu setelah menghadiri Diskusi Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat di Perpustakaan MPR, Gedung Nusantara IV, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

Dia meminta agar kabar kejadian itu diselidiki atas kemungkina unsur kesengajaan atau sebaliknya karena ketidaktahuan.

Baca juga: Mahyudin tegaskan Pancasila jalan tengah untuk persatukan bangsa

Keresahan muncul setelah tersiar berita tentang pembakaran bendera berisi kalimat tauhid saat peringatan Hari Santri Nasional di Limbangan, Garut, Jawa Barat.

Oknum pembakar bendera diduga bermaksud membakar bendera Hizbut Tahrir Indonesia, organisasi terlarang yang dibubarkan pemerintah pada 2017.

Jika ada masyarakat Islam yang tidak menerima kejadian itu, Mahyudin menyarankan agar kasus itu ditangani secara prosedural dengan melaporkannya kepada aparat kepolisian sehingga pihak berwenang bisa melakukan penyelidikan dan proses hukum lebih lanjut.

“Sekali lagi masyarakat Islam waspada dan hati-hati jangan terpancing berbagai provokasi terkait kejadian tersebut.  Serahkan semua kepada aturan hukum yang berlaku. Jika bersalah ya para pelaku pasti dihukum,  Kita percayakan saja kepada aparat penegak hukum,” katanya.

Pewarta: Katriana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018