Lombok Utara  (ANTARA News) - Selama dua bulan sejak terjadinya gempa bumi yang melanda Lombok, NTB dan sekitarnya pada 29 Juli 2018, Kementerian Sosial telah memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada 14.000 lebih anak korban bencana di daerah itu.

"Melalui layanan bergerak dan tidak bergerak, di 122 lokasi pengungsian dengan jumlah 14.782 anak yang terlayani," kata Direktur Rehabilitasi Anak Kementerian Sosial Nahar di Tanjung, Lombok Utara, Kamis.

Layanan yang diberikan salah satunya melalui Pondok Anak Ceria (PAC) Satuan Bhakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) dan tim relawan mengajak anak-anak bermain dan bergembira, agar secara bertahap menghilangkan trauma pascagempa.

Selain itu, Kemensos juga mendirikan Sekretariat Bersama (Sekber) Perlindungan Anak NTB di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Paramita di Kabupaten Lombok Barat dan Dinas Sosial Provinsi NTB.

Selain itu, Kementerian Sosial juga mendirikan tempat layanan di Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Sumbawa Besar dan Sumbawa Barat.

Direktur Rehabilitasi Anak Kemensos Nahar mengatakan, layanan rehabilitasi sosial tersebut akan terus diberikan selama anak masih membutuhkan.

Dirjen Rehabilitasi Sosial Edi Suharto mengatakan, saat ini kondisi kejiwaan anak-anak korban gempa bumi di Lombok mulai pulih.

Ia meyakini sekitar 90 persen trauma mereka terhadap gempa yang terjadi pada 29 Juli 2018 tersebut sudah berangsur hilang.

Baca juga: Kemensos percepat pemulihan anak terdampak gempa NTB
Baca juga: Presiden Jokowi hibur anak-anak terdampak gempa Lombok

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018