Palu (ANTARA News) - Dua jenazah korban gempa dan tsunami ditemukan tim personel marinir di wilayah pelabuhan peti kemas Patoloan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa.

Korban teridentifikasi ibu dan anak dan telah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.

Dari penemuan dua jenazah tersebut jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 2.102 orang per tanggal 16 Oktober 2018.

Sementara korban luka-luka mencapai 4.612 orang, korban hilang 680 orang, dan korban tertimbun 152 orang. Sedangkan rumah rusak mencapai 68.451 unit dengan penduduk mengungsi sebanyak 78.994 jiwa.

Data dari tempat pemakaman massal di Peboya mencatat 946 orang, Pantoloan 35 orang, Donggala 35 orang dan pekuburan keluarga 1.086 orang.

Kepala Biro Humas Pemprov Sulteng Haris Karimin mengatakan, hasil rapat perkembangan penanggulangan tanggap darurat bencana di Posko Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad), akan dibuka call center untuk mengantisipasi sejumlah persoalan pascagempa, sepeti pemindahan pengungsi dan penyediaan huntara.

"Untuk memastikan jumlah korban, ke depan akan dibuka call center atau media center tempat pengaduan korban hilang sehingga dapat divalidasi kembali berapa sebenarnya korban yang hilang," katanya melalui siaran pers.

Dalam rapat itu, Asisten II Administrasi Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Pemrov Sulsel, Bunga Elim Somba mengatakan pihaknya berencana membuka media center Dukcapil, pemerintahan dan PMI .

Selain itu, Kosatgasgabpad mengharapkan Pemerintah Kota Palu bekerja sama memindahkan pengungsi dari Lapangan Vatulemo ke Lapangan Telkom.

Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih nyaman, karena di belakang Lapangan Telkom akan dibangun shelter lengkap dengan MCK sebelum terbangun hunian sementara atau huntara.

Baca juga: Pemerintah akan bangun Kota Palu Baru di lokasi baru

Baca juga: BMKG: waspadai potensi banjir bandang di Sulteng

Baca juga: Dibutuhkan 18 ribu tenda untuk pengungsi Sulteng

Baca juga: Data korban gempa Palu-Donggala hingga Jumat pagi

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018