Jakarta (ANTARA News) - Letnan Jenderal (Purn) TNI Prabowo Subianto mengaku ingin berkuasa dengan izin seluruh rakyat Indonesia. Begitulah petikan mantan Panglima Kostrad itu saat mendaftarkan diri sebagai calon presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat (10/8) lalu.

Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden untuk bertarung di Pemilihan Presiden 2019. Kepastian itu disampaikan Prabowo dalam deklarasi yang dilakukan di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran, Jakarta Selatan, pada Kamis malam (9/8). Sementara pendampingnya adalah Sandiaga Salahudin Uno, yang saat itu merupakan Wagub DKI Jakarta.

Kemudian, Prabowo dan Sandiaga mendaftarkan diri ke KPU dan berkas pendaftaran telah dinyatakan lengkap oleh KPU. KPU pada Kamis (20/9) ini akan menetapkan capres dan cawapres yang bertarung di Pilpres 2019. Prabowo dan Sandiaga akan bertarung melawan petahana Joko Widodo dan cawapresnya KH M'aruf Amin.

"Kami ingin berkuasa untuk mengabdi kepada rakyat Indonesia, kami ingin agar tidak ada orang lagi yang lapar di Indonesia, tidak boleh ada orang miskin di Indonesia, tidak boleh keadilan tidak sampai ke seluruh rakyat Indonesia. Saya kira itu tekad kami, hasrat kami," kata Prabowo.

Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini menilai sosok Sandiaga Uno merupakan pilihan terbaik dari yang ada sehingga dipilih sebagai calon wakil presiden pada Pemilu Presiden 2019.

"Sandiaga merupakan pilihan yang terbaik dari yang ada. Beliau juga berkorban dan telah bersusah payah dalam berkampanye," kata Prabowo. 

Prabowo pun meminta Sandiaga mundur sebagai kader dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra untuk bisa diterima sebagai calon independen.

Langkah itu sebagai bentuk pengorbanan dari semua pihak karena memikirkan kepentingan semua pihak.

"Saya pun menerima kepercayaan ini. Saya menyatakan siap dan ingin menjadi alat untuk memajukan bangsa Indonesia," ujarnya.

Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat ini menginginkan Indonesia berdaulat dan sejahtera sehingga kekayaan Indonesia harus menjadi milik seluruh bangsa Indonesia.

Prabowo menegaskan bahwa keadilan sosial harus terwujud, kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia milik seluruh masyarakat, bukan segelintir orang.

Dukungan bagi pasangan tersebut diberikan oleh tiga partai politik, yaitu Partai Gerindra, PAN dan PKS. Kemudian, Partai Demokrat pun menyusul untuk bergabung dalam partai koalisi Prabowo-Sandi.

Semangat patrotik dan militer yang dimiliki Prabowo tak kunjung padam mengingat Prabowo Subianto sudah tiga kali mengikuti Pemilihan Presiden. Pilpres pertama yang diikuti oleh Prabowo adalah Pilpres tahun 2009, dimana kala itu Prabowo sebagai cawapres Megawati Soekarnoputri.

Ada tiga pasangan calon dalam pilpres 2009, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto. Namun, yang jadi pemenang adalah pasangan SBY-Boediono.

Pilpres kedua yang diikuti oleh Prabowo adalah Pilpres 2014. Namun, kali ini Prabowo sebagai calon presiden yang berpasangan dengan Hatta Rajasa melawan Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Prabowo pun kembali kalah dalam pertarungannya di Pilpres.

Kemudian pada Pilpres 2019 nanti, Prabowo kembali mendeklarasikan untuk maju sebagai calon presiden dengan pendampingnya Sandiaga Salahudin Uno. Prabowo kembali akan bertarung dengan petahana, Jokowi yang berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin.

Prabowo memulai kembali karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto. Kemudian, Wiranto berpasangan dengan Salahudin Wahid.

Pria yang bernama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo ini adalah purnawirawan jenderal bintang tiga yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata jenderal lainnya.

Tak hanya menguasai dunia militer, Prabowo juga memahami dunia pergerakan, politik, dan ekonomi. Maka setelah pensiun dari tentara, Prabowo membangun bisnis dan bergabung dengan Partai Golkar hingga akhirnya mengikuti konvensi calon presiden pada 2004. Namun pemenang konvensi capres saat itu adalah Wiranto, yang pernah menjadi Menhankam/Pangab di era Soeharto.

Kemudian, pada 2008 Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang digunakan sebagai kendaraan politiknya hingga saat ini.

Pria kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1951 ini adalah anak dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar. Prabowo merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Kedua kakaknya perempuan; Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati, dan satu adik laki-laki, Hashim Djojohadikusumo.

Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi, anak dari Presiden Soeharto. Dari pernikahannya dikaruniai satu orang anak bernama Ragowo Didiet Hediprasetyo.


Karir Militer

Minatnya pada dunia militer dipengaruhi figur paman Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam Pertempuran Lengkong 1946. Masuk Akademi Militer Magelang pada tahun 1970 dan lulus pada tahun 1974 sebagai letnan dua.

Prabowo mencatatkan diri sebagai komandan termuda saat mengikuti operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Kariernya melejit setelah menjabat Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1983.

Merengkuh jabatan Komandan Kopassus pada 1995, selang setahun ia dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Kopasus selama dua tahun, 1996-1998. Apalagi saat itu mertuanya Soeharto juga Presiden RI.

Karier militernya terus meningkat menjadi Panglima Kostrad pada tahun 1998. Dia tidak lama di Kostrad karena situasi politik nasional, maraknya demonstrasi dan lengsernya Presiden Soeharto. Pada tahun yang sama, dia digeser menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI. Di sini pun dia hanya menjabat sebentar.

Setelah tidak aktif dalam dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan beberapa negera Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha minyak. Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak di sektor berbeda. Kembali ke Tanah Air, ia berkecimpung dalam politik.

Pada 2008, ia bersama rekannya mengukuhkan pembentukan Partai Gerakan Indonesia Raya. Lewat jalur perhimpunan, Prabowo merangkul petani, pedagang pasar tradisional, dan kegiatan pencak silat Indonesia. Selama dua periode, ia memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak 2004.

Karir militer yang pernah diembannya:
Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976)
Komandan  Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha (1977)
Wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus (1983-1985)
Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1985-1987)
Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991)
Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad (1991-1993)
Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993-1995)
Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (1994)
Komandan Komando Pasukan Khusus (1995-1996)
Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)
Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI (1998).

Penghargaan yang pernah ditorehkannya:
Satya Lencana Kesetiaan XVI
Satya Lencana Seroja Ulangan-III
Satya Lencana Raksaka Dharma
Satya Lencana Dwija Sistha
Satya Lencana Wira Karya
The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja
Bintang Yudha Dharma Naraya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018