Jika yang ada di parpol pendukung Jokowi kemungkinan akan ke jokowi, begitu juga sebaliknya
Jakarta (ANTARA News) - Putri Presiden Keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gusdur, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid yang akrab disapa Yenny Wahid mengatakan, NU sebagai organisasi sejak dulu hingga saat ini netral dalam bersikap dan tidak berpolitik praktis.

"Kalau kemudian ada orang-orang yang punya sikap politik sendiri kemudian mengatasnamakan NU itu bukan menggambarkan organisasi secara besar tapi individu-individu saja," kata Yenny ditemui disela-sela doa warga Nahdliyyin dalam rangka peringatan HUT Ke-73 RI di Masjid Jami` Nurul Islam Koja Jakarta Utara, Minggu.

Hal itu disampaikan terkait dengan dipilihnya Kiai Ma`ruf Amin yang merupakan Rais Aam NU sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Joko Widodo dalam Pilpres 2019.

Dia juga mengatakan, warga NU bebas memilih siapapun calon yang ada. Bahkan dari dulu suara NU tidak pernah utuh ke salah satu calon dalam setiap kontestasi politik.

Warga NU punya prosesnya sendiri dalam menbuat keputusan dan warga NU ada di banyak partai. Ada di PKB, Golkar, PPP, Demokrat, Gerinda dan Nasdem.

"Jika yang ada di parpol pendukung Jokowi kemungkinan akan ke jokowi, begitu juga sebaliknya," kata dia.

Dia juga menegaskan, sebagai organisasi NU dari dulu sampai sekarang tidak berpolitk praktis.

"Warga NU boleh berpolitik iya, boleh memilih siapa calonnya, boleh jadi tim sukses dan dibebaskan untuk memilih. Ini membuktikan NU itu tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana," kata Yenny.

Menurut dia, Gusdurian butuh proses panjang dan menerap dua dalil dalam memilih calon pemimpin.

"Gusdurian itu memilih siapa yang akan diberi amanah perlu proses yang panjang. Ada dua dalil yang dipakai, yaitu Aqli dan Naqli," ujar Yenny.

Menurut dia, warga NU memiliki hak pilih sendiri dan bebas memilih calon yang diyakini paling tepat dan terbaik untuk memimpin bangsa.

Dalil pertama, yaitu secara rasional menilai sepak terjang maupun rekam jejak dari calon yang ada dan ini objektif dilakukan tanpa ada ikatan emosional.

"Yang terpenting apakah bisa membawa kesejahteraan dan kebaikan kepada masyarakat," kata dia.

Kedua dalil kedua, yaitu meminta petunjuk kepada Allah SWT mana calon yang paling tepat untuk memimpin.

"Nanti setelah proses itu dilakukan kita barulah berlabuh pastinya ke salah satu calon. Kalau bisa jangan golput," katanya.

Baca juga: Said Aqil: Mahfud MD tidak pernah minta Kartu NU
Baca juga: Said Aqil: Siapapun minta Kartu NU pasti saya kasih

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018