Karangasem, Bali (ANTARA News) - Sejumlah pengungsi Gunung Agung di tempat penampungan, Kantor UPT Pertanian Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, mengeluh sebab dari dapur umum hanya mendapat nasi bungkus pada sore hari, sedangkan untuk sarapan dan makan malam harus masak sendiri.

"Kami harus masak makanan sendiri karena bantuan dari dapur umum itu hanya jatah makanan satu nasi bungkus dalam sehari," ujar pengungsi asal Banjar Kesimpar, Desa Besakih, Putu Apriyani, Kamis.

Putu Apriyani mengatakan, biasanya bantuan nasi bungkus kepada para pengungsi tersebut dibagikan saat sore hari sekitar pukul 15.00 WITA.

"Kalau makanan yang dibagikan dapur umum hanya sore hari, untuk sarapan dan makan malam kami harus membeli atau memasak sendiri," katanya.

Komang Suwini, pengungsi lain asal Desa Kesimpar mengaku, dirinya harus membeli sendiri bahan makanan yang akan dimasak karena tidak ada bantuan bahan-bahan makanan.

"Ini saya untuk membeli bahan makanan harus pinjam uang ke teman. Ke sini mengungsi tidak bawa bekal uang. Harapan saya agar ada bantuan bahan makanan yang dapat dimasak sendiri oleh pengungsi," ujarnya.

Sementara itu, pada Kamis (5/7) siang, tampak bantuan logistik berupa beras dan sejumlah bahan pangan, seperti sayuran dan lauk pauk mulai disediakan di lokasi pengungsian tersebut.

"Bantuan bahan makanan seperti ini sebelumnya tidak pernah ada, baru siang ini kami mendapat bantuan ini," kata pengungsi lain asal Kesimpar, Ketut Mudi.

Ketut mengaku, sudah selama tiga hari ini mengungsi di Kantor UPT Pertanian Rendang dan belum sempat kembali ke rumahnya.

"Bantuan bahan makanan baru hari ini dapatkan. Selama tiga hari ini saya mengungsi, belum ada bantuan logistik bahan-bahan makanan yang dapat dimasak. Jadi kami membeli sendiri makanan di warung dekat sini," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karangasem, Ni Ketut Puspa Kumari, mengatakan pemkab telah menyalurkan bantuan logistik bahan makanan dan menyiapkan dapur mandiri di lokasi pengungsian tersebut.

"Kalau nasi bungkus yang sekali sehari, itu hanya tambahan dari dapur umum. Pengungsi kami persilakan untuk masak sendiri di dapur mandiri dengan kebutuhan logistik pangan yang sudah rutin kami salurkan setiap dua hari sekali mulai 29 Juni kemarin," ujarnya.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018