Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengajak para pemudik yang mengikuti program Mudik Cinta (Cak Imin untuk Indonesia) untuk tidak membeli produk impor.
       
"Sekarang ini banyak produk impor masuk ke Indonesia, saya minta semua masyarakat khususnya pemudik untuk tidak lagi menggunakan barang impor, tapi lebih menggunakan produk-produk lokal," kata Cak Imin saat melepas keberangkatan pemudik di Taman Ismail Marzuki, Minggu (10/6) sebagaimana keterangan pers di Jakarta.
         
Menurut Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu, kualitas produk dalam negeri tidak kalah dengan produk impor, sehingga sudah saatnya seluruh penduduk kembali menggunakan produk buatan anak bangsa sendiri.
       
"Jangan sampai produk impor laku keras di sini, sementara produk lokal yang kualitasnya baik justru tidak kuat bersaing alias tidak laku dijual," tutur Cak Imin.

Baca juga: Pelemahan rupiah berdampak pada produk berbahan impor
       
Lebih jauh dalam kesempatan itu Cak Imin meminta didoakan menjadi wakil presiden atau presiden 2019 agar persoalan membanjirnya produk impor dapat diselesaikan oleh dirinya dengan cepat.
       
"Saya ucapkan terima kasih kepada panitia, semua pihak yang membantu Mudik C1nta. Saya mohon didoakan semoga jadi wapres. 'Ya Allah', jadikan Cak Imin Presiden, setidaknya Wapres," ujar Cak Imin.
       
Panglima Santri Nusantara itu berpesan kepada para pemudik, agar tidak perlu khawatir bila nanti di kampung halaman banyak sanak saudara yang bertanya mengapa dirinya berambisi menjadi wakil presiden. 
       
Cak Imin mengatakan, jika ditanya demikian, para pemudik tinggal menjawab hal itu diperintahkan oleh para ulama dan kiai. 
       
"Kalau tetangga di kampung tanya kenapa Cak Imin ambisi, jawabannya gampang, semua sudah diperintah kiai dan ulama," tegasnya.
       
Dalam Program Mudik C1nta, DPP PKB memberangkatkan sedikitnya 20 bus. Bus-bus tersebut menuju delapan kota yang menjadi tujuan mudik bersama PKB, yakni Cilacap, Purwokerto, Klaten, Yogyakarta, Wonogiri, Semarang, Rembang, dan Surabaya.

Baca juga: DPR minta impor produk petrokimia dilakukan selektif

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018