Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani atas nama keluarga besar almarhum H M Taufiq Kiemas melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid At Taufiq, di Jakarta, Jumat.
     
Lokasi dibangunnya Masjid At Taufiq beradi di seberang Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
   
Puan Maharani mewakili keluarga besar almarhum Taufiq Kiemas dalam sambutannya mengungkapkan, pembangunan masjid di area Kantor PDI Perjuangan Lenteng Agung merupakan inisiatifnya. Beberapa waktu setelah ayahnya, Taufiq Kiemas meninggal, Puan menyampaikan idenya itu kepada sang ibu, Megawati Soekarnoputri.
     
"Saya sampaikan sama Ibu, ini di depan kantor kan biasanya untuk parkir dan bazar. Saya usulkan, kenapa enggak dibangun saja masjid di sini," kata Puan dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta.            
     
Atas usulan itu, kata Puan, Megawati langsung menyetujuinya. Puan menyatakan, dengan dibangun masjid, ke depan selain bisa untuk sarana ibada yang representatif, juga bisa digunakan untuk berbagai kegiatan sosial.
     
Oleh karena itu, dalam desain pembangunan, di lantai satu dibangun aula yang bisa memuat hingga 1000 orang. Nantinya, aula tersebut bisa untuk berbagai kegiatan sosial, termasuk juga untuk acara resepai pernikahan, sementara untuk tempat shalat berada di lantai dua.
     
"Karena sekarang ini, mushola tidak cukup menampung. Juga misalnya ketika Shalat Ied, saya melihat belum representatif. Makanya ini saya sampaikan kepada Ibu Mega. Waktu saya sampaikan, Ibu Mega bilang: 'ya sudah, kamu yang urus'," beber Puan.
     
Menurut Puan, semenjak niat membangun masjid yang kemudian diberi nama At Taufiq, ada beberapa kendala sehingga "groundbreaking" baru bisa dilakukan kali ini, bertepatan dengan peringatan lima tahun wafatnya Alm Taufiq Kiemas.
     
"Tahun ini kita mulai, tahun 2019 sudah berdiri masjid ini," tutur Puan.
     
Ke depan, ketika sudah jadi dan beraktivitas, Masjid At Taufiq dikelola oleh Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi).
     
Puan juga menyampaikan bahwa soal pembangunan Masjid At Taufiq ini telah disampaikan ke Presiden Joko Widodo, dan sang Presiden menyambutnya secara positif karena di depan Kantor PDI Perjuangan akan segera berdiri Masjid At Taufiq.
     
Turut hadir dalam groundbreaking tersebut Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Wakil Sekjen yang juga Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Wakil Sekjen yang juga Wakil Ketua DPR Utut Adianto, Wakil Sekjen Eriko Sotarduga, dan jajaran DPP PDI Perjuangan. 
     
Kemudian Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua Umum Bamusi Hamka Haq, Sekretaris Umum Bamusi Falah Amru, serta beberapa menteri Kabinet Kerja diantaranya Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna H Laoly, dan Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga.
     
Sementara itu, Ahmad Basarah yang dipercaya sebagai Ketua Panitia Pembangunan Masjid At Taufiq dalam sambutan laporan menyampaikan, ide awal pembangunan Masjid At Taufiq memang dari keluarga besar Ibu Megawati Soekarnoputri. 
     
Kemudian, atas berbagai masukan, namanya adalah At Taufiq. Selain untuk mengenang nama Alm Taufiq Kiemas, nama itu juga punya makna limpahan Allah, pertolongan, dan atau petunjuk.
     
"Masjid ini nantinya menjadi sarana agar mendapatkan petunjuk, bimbingan, dalam menjalankan perintaj Sang Khaliq, dalam perjuangan mewujudkan Indonesia Raya dalam wadah NKRI," kata Basarah.
     
Dengan dibangunnya Masjid At Taufiq ini, lanjut Basarah, juga sekaligus sebagai sarana dan wadah perjuangan PDI Perjuangan untuk turut serta menghadirkan Islam Nusantara yang Berkemajuan untuk Indonesia Raya. Semangat itu merupakan kombinasi dari semangat NU yakni Islam Nusantara, dan semangat Muhammadiyah yakni Islam Berkemajuan.
     
Setelah sambutan atas nama panitia dan keluarga besar Alm Taufiq Kiemas, acara ditutup dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking yang secara seremonial dilakukan langsung oleh Megawati dan Puan Maharani beserta keluarga besarnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018