Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan pascaletusan Gunung Merapi yang terjadi dua kali pada Jumat (1/6) malam sebagian warga di lereng gunung itu evakuasi mandiri dan mengungsi ke sejumlah tempat relatif lebih aman.

"Beberapa warga kelompok rentan mulai mengungsi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan dan SD Sanjaya Tritis, Turgo," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Wahyu Pristiawan di Yogyakarta, Jumat malam.

Menurut dia, meskipun sebagian warga langsung bergerak melakukan evakuasi mandiri, situasi di kawasan lereng Gunung Merapi secara garis besar masih terpantau aman dan terkendali.

Pristiawan berharap, masyarakat tetap tenang serta menjaga kewaspadaan terkait dengan kondisi Merapi yang hingga saat ini berstatus waspada (level II).

Masyarakat juga diharapkan mengikuti setiap arahan dari petugas terkait.

"Warga diimbau tidak panik, ikuti arahan petugas," kata dia

BPBD DIY menjamin kebutuhan masker bagi warga di lereng Gunung Merapi hingga saat ini memadai untuk mengantisipasi dampak hujan abu akibat letusan.

Selain disediakan oleh TRC BPBD DIY serta BPBD Kabupaten Sleman, menurut Pristiawan, stok masker juga masih tersedia di setiap balai desa dan puskesmas di kawasan lereng Gunung Merapi.

"Aktivitas di luar rumah sebaiknya menggunakan masker untuk melindungi pernafasan," kata dia.

Baca juga: Merapi meletus lagi jam 21.00 malam ini

Baca juga: Tiga kecamatan di Magelang terdampak abu vulkanik Merapi

Baca juga: 16 penerbangan terdampak penutupan bandara di Jateng

Baca juga: Merapi semburkan asap setinggi 2.500 meter dalam letusan kedua


Gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah meletus dua kali dalam waktu yang hampir berdekatan pada Jumat malam, dengan selang waktu sekitar 30 menit.

Berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), letusan terjadi pukul 20.24 WIB yang diikuti dengan letusan berikutnya pada pukul 21.00 WIB.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018