Padang (ANTARA News) - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan keberadaan kereta api Bandar Udara Internasional Minangkabau dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan kendaraan bermotor dari Padang dan sejumlah kota ke bandara.

"Pemerintah ingin memberikan angkutan massal alternatif bagi penumpang lanjutan pesawat pesawat, dengan menyiapkan jereta api yang aman dan handal," kata Menhub Budi Karya di Padang, Senin.

Hal tersebut disampaikan saat acara peresmian kereta Bandara Internasional Minangkabau (BIM) oleh Presiden Joko Widodo yang juga dihadiri Ibu Iriana Joko Widodo dan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.

Baca juga: Presiden Jokowi dijadwalkan resmikan KA Bandara Minangkabau Senin

Menurut menhub, pembangunan kereta itu merupakan upata pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat dari dan ke bandara, mewujudkan integritas antarmoda angkutan publik sehingga tercipta prasarana dan sarana transportasi kereta nyaman.

Kereta Api Bandara Internasional Minagkabau (BIM) bernama Minangkabau Ekspress mulai beroperasi pada 1 Mei 2018. Tiga hari pertama diberikan layanan gratis kepada masyarakat.

Baca juga: Minangkabau Ekspres dipilih jadi nama KA Bandara Sumbar

Setelah itu PT KAI menerapkan tarif resmi Rp5.000 untuk Padang-Tabing, Padang-Duku dan Tabing-Duku. Kemudian tarif Rp10.000 untuk Padang-BIM, Tabing-BIM dan Duku-BIM.

Masyarakat bisa memanfaatkan empat stasiun pemberhentian, yakni Stasiun Padang, Tabing, Duku dan Stasiun BIM.

Satu trainset Kereta Minangkabau Ekspres terdiri dari empat kereta berkapasitas 393 penumpang duduk dan berdiri.

Manfaat mengatasi kemacetan wilayah kota dan sebagasi alternatif moda transportasi bandara internasional Minangkabau-Kota Padang yang memiliki kapasitas angkut yang besar (massal) , cepat, hemat energi, serta ramah lingkungan.

Waktu tempuh menggunakan moda transportasi kereta api lebih bisa diprediksi, karena jadwal keberangkatan dan kedatangan sudah pasti.

Tarif Padang--BIM Rp10.000 per penumpang,Padang-Duku Rp.5.000, dan Padang-Tabing Rp.5.000.

Rute BIM, Duku, , Tabing, Padang selama 35 menit dengan frekuensi 10 kereta api per hari.

Dari BIM paling pagi jam 7.40, 9.45, 12.10, 14.45, dan 17.55. Dari Padang ke BIM jam 6.15, 8.35, 11.10, 13.20, dan 16.20.

Baca juga: Uji coba KA Bandara Sumbar dilanjutkan setelah sempat menyangkut peron

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018