Pekanbaru (ANTARA News) - Pelaksana Tugas Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi meminta warga setempat tetap tenang dan waspada setelah teror terhadap Markas Kepolisian Daerah Riau pada Rabu sekitar pukul 09.00 WIB.

"Kami minta seluruh masyarakat Pekanbaru untuk tetap tenang dan menghindari tempat keramaian, " kata Ayat Cahyadi di Pekanbaru, Rabu.

Ayat sebelumnya mengucapkan belasungkawa kepada korban dari pihak kepolisian yang meninggal dunia akibat kena tabrak ketika menghalangi teroris yang ingin masuk Mapolda Riau di gerbang keluar.

"Sekali lagi tetap tenang tidak panik yang di kantor tetap bekerja di kantor," katanya.

Ia juga mengingatkan warga Pekanbaru agar mewaspadai setiap orang yang membawa benda-benda yang mencurigakan. Warga diminta segera melaporkan ke pihak terkait jika menjumpai hal-hal yang mencurigakan.

"Mari kita banyak berdoa demi keamanan dan kedamaian Kota Pekanbaru dan Riau serta Indonesia umumnya," katanya.

Baca juga: Polda Riau benarkan seorang anggotanya tewas

Markas Kepolisian Daerah Riau diserang terduga teroris dengan mengendarai mobil jenis Avanza warna putih dengan cara menabrak pintu keluar markas polisi.

Berdasarkan informasi yang dirangkum Antara, kejadian tersebut terjadi Rabu sekitar pukul 09.00 WIB saat Kapolda Riau Irjen Pol Nandang akan memberikan pers rilis pengungkapan kasus narkoba.

Tiba-tiba, satu mobil Avanza warna putih menerobos masuk melalui gerbang sebelah utara.

Peristiwa itu mengakibatkan seorang anggota provost Polda Riau meninggal dunia, dua luka-luka serta dua wartawan yang sedang meliput juga terluka pada bagian kepala dan beberapa bagian tubuhnya akibat ditabrak mobil tersebut.

Dari terduga pelaku teror di Polda Riau, Kota Pekanbaru, tiga tewas ditembak aparat kepolisian, ada satu pelaku yang juga ditembak dalam keadaan hidup, walau akhirnya juga tewas.

Polisi menduga sedikitinya empat pelaku teror yang melarikan diri. Polisi kini masih melakukan pengejaran.

Baca juga: Dua wartawan jadi korban teroris di Riau

Pewarta: Fazar Muhardi dan Vera Lusiana
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018