Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia menilai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Persaudaraan Alumni 212 di Istana Bogor, Jawa Barat, adalah silaturahmi yang dapat menguatkan persatuan Indonesia dan sekaligus menunjukkan kenegarawanan Jokowi.

"Pertemuan tersebut menunjukkan jiwa negarawan Presiden Jokowi untuk bertemu dan berdialog dengan semua elemen masyarakat di Indonesia," kata Sekretaris Umum PP Bamusi Nasyirul Falah Amru di Jakarta, Rabu.

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDIP itu menilai, kesedian Jokowi berdialog dengan PA 212 di Istana Bogor menunjukkan sikap adil dan terbuka kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia.

"Hal ini menjadi bukti bahwa Presiden Jokowi milik semua seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya kelompok tertentu," kata dia.

Pria yang akrab disapa Gus Falah menambahkan, pertemuan di Istana Bogor juga merupakan upaya membangun silahturrahmi sesama umat Islam guna memperkokoh persatuan bangsa Indonesia.

Baca juga: Hanura apresiasi temu Jokowi dengan Alumni 212

Gus Falah lalu  mengutip hadis HR. Bukhori, "Kaum mukmin adalah bersaudara satu sama lain ibarat (bagian dari) suatu bangunan satu bagian memperkuat bagian lainnya".

"Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat dan memperkokoh persatuan bangsa Indonesia," sambung Bendahara PBNU ini.

Gus Falah menili pembicaraan antara kedua belah pihak adalah sangat baik dalam membangun komunikasi publik terutama pada tahun politik.

Bamusi yang merupakan organisasi sayap PDIP, kata dia, sangat berharap rembuk nasional nanti dapat membawa kedamaian dan keteduhan di tengah Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019.

"Mari kita jadikan tahun politik pada 2018 dan 2019 sebagai tahun kegembiraan, sehingga tidak terjadi gesekan sosial di antara elemen masyarakat," kata Gus Falah.

Baca juga: Presiden jelaskan pertemuannya dengan Alumni 212

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018