Saya kasih nama Kopi Jenderal, Kopi Nusantara, ada juga yang namanya Kopi Ganja, kepanjangan Gayo dan Java."
Semarang (ANTARA News) - Lepas dari jabatan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dan kedinasan polisi, Budi Waseso berencana memproduksi Kopi Gayo dan Jawa (Ganja) yang bisa dicoba kenikmatannya oleh siapa saja, dan bertujuan mengurangi jumlah petani ganja di Aceh dengan beralih menjadi petani kopi.

"Kopi Ganja itu kepanjangan dari Gayo dan Java. Jadi, saya kombinasikan kopi dari Gayo dan Jawa. Bukan kopi yang terbuat dari ganja," katanya, usai menerima penghargaan dari Pemerintah Kota Semarang, di Semarang, Kamis.

Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, termasuk salah seorang dari 38 personel BNN dan BNN Provinsi Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Pemkot Semarang atas kiprah dan komitmennya dalam pemberantasan narkoba.

Baca juga: Budi Waseso dapat penghargaan dari Pemkot Semarang

Selain kopi Ganja, purnawirawan Komisaris Jenderal Polisi itu menyatakan , nantinya ada juga kopi-kopi lainnya yang didapatkan dari seluruh daerah di Indonesia karena sekarang ini tanaman ganja sudah tumbuh di mana-mana, tidak hanya di Aceh, sehingga semua dapat diganti tanaman kopi.

"Di Jateng, di Papua juga ada. Bahkan, di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut tanaman ganja bisa tumbuh bagus dan berkualitas. Bahkan, Kolombia pun mengakui kualitas ganja Aceh," ungkapnya.

Baca juga: BNN Provinsi Aceh musnahkan lima hektar ladang ganja

Dengan mengalihkan petani ganja menjadi petani kopi, jagung, dan coklat, maka secara tidak langsung akan mengurangi produksi ganja yang secara tidak langsung membantu mencegah penyalahgunaan narkoba, ujar mantan Kepala Badan Reserse Kriminal di Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kabareskrim Mabes Polri) itu.

Upaya mengalihkan petani ganja menjadi petani kopi, jagung dan coklat, dikemukakan Buwas, merupakan bagian dari program pembangunan alternatif (alternative development) yang dilakukannya selepas atau purna tugas sebagai Kepala BNN dan kedinasan jenderal bintang tiga Polri.

"Saya sebelum purna sudah meminta kepada mantan petani-petani ganja di Aceh untuk beralih menjadi petani kopi, jagung dan coklat. Ini sebagai bagian dari program alternative develpoment," katanya.

Setelah purna tugas, Buwas mengaku bukan berarti begitu saja lepas tanggung jawab, melainkan tetap konsisten membantu pemberantasan narkoba, salah satunya mendorong petani di Aceh menanam kopi.

"Sekarang saya merintis membuat kopi. Nanti kalau kopi jadi akan disebar ke Indonesia. Saya kasih nama Kopi Jenderal, Kopi Nusantara, ada juga yang namanya Kopi Ganja, kepanjangan Gayo dan Java," demikian Budi Waseso.
 

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018