Malang (ANTARA News) - Universitas Brawijaya (UB) Malang berupaya mengembangkan jenis buah durian unggulan dari Kasembon dan Ngantang, Kabupaten Malang, menjadi varietas baru, yakni durian Bontang.

Direktur Agro Techno Park Cangar dan Jatikerto UB Malang Prof Sumeru Ashari di Malang, Rabu mengemukakan durian Bontang yang dikembangkannya di atas lahan seluas dua hektare di Durian Research Center Ngantang itu ada lima jenis dan semuanya merupakan varietas baru.

"Lima varietas baru yang kami kembangkan ini rata-rata ditanam dari biji, namun ada juga yang menggunakan sistem cangkok bagi durian yang belum menghasilkan rasa sesuai harapan. Lima jenis durian baru itu adalah durian Jingga, Arab, Sepanjang Musim, Cikrak dan Hibrida," katanya.

Saat ini, lanjutnya, ada 127 pohon durian di Ngantang. Dari pohon-pohon itu terus diupayakan menjadi durian unggulan, terutama soal rasa, dari yang tidak istimewa menjadi istimewa, termasuk daging buah durian, sebab penikmat durian saat ini tidak hanya menginginkan durian dengan rasa manis dan tebal saja, tetapi kekhasan rasa dan warna yang menarik.

Sumeru menerangkan keunggulan durian Jingga, di antaranya adalah warnanya yang bagus, kuning, dengan rasa yang juga manis. Sepanjang Musim cocok untuk indukan, Arab juga unggul di warna, Hibrida perpaduan durian Montong dan Lai asal Kalimantan yang berwarna merah, sehingga warna perpaduannya menjadi pink. Sedangkan durian Cikrak bisa dua kali atau lebih panen dalam satu tahun.

"Potensi pengembangan durian Bontang dengan lima varietas baru ini sangat besar, apalagi petani durian di kawasan Ngantang dan Kasembon juga mulai menanam jenis durian yang kami kembangkan. Harapan kami, Kabupaten Malang ke depan bisa menjadi sentra durian unggulan nasional," ujarnya.

Menurut Semeru, tanaman durian hasil penelitian UB sudah layak dijadikan bibit unggul. Ke depan, bibit unggul durian tersebut akan disertifikatkan sehingga pengembangannya diharapkan bisa lebih pesat. "Mudah-mudahan tahun depan bisa kami daftarkan ke pendaftaran varietas tanaman (PVT)," ucapnya.

Sementara itu, petani sekaligus pemulia durian asal Ngantang, Amad Durian berjanji akan membantu bibit durian untuk mengganti pohon durian yang kurang produktif yang ada di Kecamatan Kasembon dan Ngantang.

Di atas lahan kebun durian miliknya seluas 7 hektare itu, Amad memiliki banyak varietas pohon durian, bahkan ada yang dari luar negeri. Akan tetapi, dari sejumlah varietas itu, dia akan mengembangkan enam varietas unggulan, yakni Jingga mempunyai kekhasan dagingnya yang lembut dan kering.

Selain Jingga, katanya, ada durian Mentega dengan daging pulen dan rasanya yang manis, Kunir dengan aneka rasa, Manalagi berdaging kuning dan tebal dengan rasa yang manis, namun sedikit rasa pahit, Tarum bisa panen dua kali dalam setahun, dan Vodka bercirikan kandungan alkohol yang tinggi.

"Saat ini di Kecamatan Ngantang dan Kasembon, ada 60.000 pohon. Jika kebutuhan dananya terlalu besar untuk mengganti tanaman eksisting, bisa dilakukan secara bertahap," katanya.

Baca juga: Takaran tepat saat makan durian
Baca juga: Benarkah durian bisa turunkan tekanan darah tinggi? ini jawaban ahli gizi

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018