Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mendidik 20 Industri Kecil Menengah (IKM) untuk menjadi usaha rintisan atau startup pada 2018 dengan memanfaatkan teknologi manufaktur terkini dan peluang pasar dalam jaringan atau e-commerce.

“Keberadaan startup sekarang sangat dibutuhkan untuk menjual produk-produk IKM lokal kita semakin meningkat serta menumbuhkan perdagangan melalui e-commerce,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Gati menyebutkan, pemerintah menargetkan bisa membawa 20 IKM untuk menjadi startup. Angka ini dua kali lipat lebih besar dibandingkan tahun lalu yang berhasil mencetak sembilan IKM sebagai startup. 

“Tahun 2014, kami bawa lima IKM jadi startup. Selanjutnya, di 2015 ada delapan IKM jadi startup, dan tahun 2016 naik menjadi 11 IKM yang kami bawa jadi startup,” ungkapnya.

Guna mewujudkan sasaran tersebut, Kemenperin memiliki program strategis untuk mengedukasi para pelaku IKM nasional agar mampu memasarkan produknya melalui marketplace. 

“Kami sudah membuat platform digital, yang dinamakan e-Smart IKM. Program ini telah dimulai sejak tahun lalu sebagai sarana perluasan pasar IKM kita,” lanjut Gati.

Dalam program pembinaan pelaku IKM, Kemenperin juga telah bekerjasama dengan PT Ruang Raya Indonesia (ruangguru.com) tentang peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) sektor industri melalui pemanfaatan teknologi informasi digital. 

“Salah satunya melalui pembinaan program e-Smart IKM. Kerja sama melalui pemanfaatan konten digital ini diharapkan dapat meningkatan efektivitas program pengembangan industri,” ujar Gati.

Hal senada pun disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, melalui platform Ruangguru, pihaknya akan terus mendorong pembangunan kapasitas SDM lokal termasuk dalam pengembangan IKM supaya semakin produktif dan berdaya saing.

“Indonesia sebagai negara ke-9 yang kontribusi sektor manufakturnya terbesar di dunia, sudah waktunya e-marketplace diisi oleh produk-produk dalam negeri,” ujarnya.

Menurut Menperin, tahun depan merupakan tahunnya ekonomi di Asean, dengan didorongnya digital connection dan Indonesia sebagai hub atau menjadi core digital yang memacu produk-produk IKM bisa meramaikan pasar Asean dengan potensi mencapai 500 juta jiwa.

Kemenperin mencatat, pertumbukan IKM terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari jumlah unit usaha IKM yang terus meningkat, di mana tahun 2015 berada pada angka 3,68 juta IKM, naik menjadi 4,41 juta IKM tahun 2016. Pada triwulan II tahun 2017, telah mencapai 4,59 IKM.

Sementara itu, nilai tambah IKM dari tahun ke tahun juga terus mencatatkan angka yang positif. Tahun 2015, nilai tambah IKM sebesar Rp439,86 triliun, naik menjadi Rp510,88 triliun di tahun 2016, dan pada triwulan II 2017 mampu mencapai Rp540,88 triliun.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018