Denpasar (ANTARA News) - Pasaran Amerika Serikat (AS) menyerap paling banyak komoditas perhiasan dari Bali yakni mencapai 32,03 persen dari total nilai ekspor sebesar 6,04 juta dolar AS selama bulan Oktober 2017.

"Setelah pasaran Amerika Serikat menyusul Singapura 25,45 persen, Thailand 10,64 persen, Jerman 5,21 persen, Belanda 3,32 persen, Hong Kong 6,81 persen, Jepang 0,12 persen, China 6,61 persen dan Australia 2,02 persen," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Nyoman Subadri di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan Bali mengekspor aneka jenis perhiasan untuk wanita dari semua umur, antara lain cincin, kalung, perhiasan telinga dan anggota tubuh lainnya. Kerajinan skala rumah tangga aneka jenis perhiasan tersebut berpusat di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar.

Industri rumah tangga dengan kerajinan berbahan baku perak dan emas itu digeluti masyarakat secara turun temurun, selain menembus pasaran luar negeri juga memenuhi permintaan wisatawan dalam dan luar saat menikmati liburan di Pulau Dewata.

I Gede Nyoman Subadri menjelaskan Bali mengekspor berbagai jenis perhiasan (permata) sebesar 6,047 juta dolar AS selama bulan Oktober 2017, meningkat 417.235 dolar AS atau 12.68 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, karena Oktober 2016 pengapalaan permata itu meraup devisa sebesar 5,63 juta dolar AS.

Namun dibanding dengan bulan sebelumnya menurun 1,19 juta dolar AS atau 16,54 persen, karena ekspor aneka jenis permata selama bulan September 2017 menghasilkan 7,24 juta dolar AS.

I Gede Nyoman Subadri menambahkan, pengiriman aneka jenis permata itu mampu memberikan kontribusi sebesar 12,68 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 47,69 juta dolar AS selama bulan Oktober 2017, meningkat 2,72 juta dolar AS atau 6,05 persen dari bulan sebelumnya (September 2017) yang tercatat 44,97 juta dolar AS.

Total perolehan devisa tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya menurun 6,08 juta dolar AS atau 11,31 persen, karena perolehan devisa Oktober 2016 sebesar 53,77 juta dolar As, ujar I Gede Nyoman Subadri.

Desa Celuk, Kabupaten Gianyar sebagai sentra pengembangan industri kerajinan kecil berbahan baku emas dan perak itu belakangan ini memacu promosi dan meningkatkan pemasaran hasil kreativitas kerajinan perak dan emas, dengan menggelar kegiatan "Celuk Jewellery Festival 2017" pada akhir Oktober lalu.

Menurut Ketua Panitia "Celuk Jewellery Fstival (CJF) 2017" Ketut Widi Putra kegiatan tersebut merupakan yang kedua kalinya secara berkesinambungan sebagai upaya promosi dan meningkatkan pemasaran hasil produksi skala rumah tangga yang ditekuni sebagian besar masyarakat setempat.

Festival yang mengusung tema "Mahakarya Mustika Nusantara" melibatkan 68 peserta yang terdiri atas 24 usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak dalam bidang perhiasan, 24 warung kuliner dan 20 peserta pameran aneka produk.

Kegiatan "Celuk Jewellery Festival 2017" menjadi ajang premosi dan penjualan hasil karya dan kreativitas masyarakat Desa Celuk, dalam bentuk seni, kerajinan perak, kuliner maupun busana yang pelaksanaannya dapat ditingkatkan pada masa-masa mendatang, ujarnya.

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017