Jerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12), keputusan yang membalikkan kebijakan puluhan tahun Amerika Serikat serta melanggar kesepakatan-kesepakatan internasional.

Netanyahu menyebut keputusan Trump sebagai keputusan yang "berani dan adil" dan berjanji mempertahankan status quo tempat suci bagi umat Islam, Kristen dan Yahudi di Jerusalem.

"Ini hari bersejarah," kata Netanyahu setelah Trump mengumumkan keputusannya mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Jerusalem telah menjadi ibu kota Yahudi selama 3.000 tahun. Ini menjadi ibu kota Israel selama hampir 70 tahun … Jerusalem menjadi fokus harapan, impian, dan doa kami selama tiga milenium."

"Kami sangat berterima kasih kepada presiden atas keputusan berani dan adilnya untuk mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan mempersiapkan pembukaan kedutaan besar Amerika Serikat di sini."

Netanyahu juga menyeru "semua negara yang ingin menciptakan perdamaian untuk mengikuti langkah Amerika Serikat dalam mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar mereka ke sini" menurut siaran kantor berita AFP. (ab/)




Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017