Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar safari edukasi dan literasi digital dengan menggandeng pegelaran wayang golek di Cikajang, Kabupaten Garut.

Pergelaran wayang golek dengan tema Pancasila dan Kebhinekaan yang dibawakan oleh dalang Dadan Sunandar Sunarya digelar di Cikajang Kabupaten Kabupaten Garut, Sabtu malam, disaksikan sekitar 6.000 pengunjung, demikian keterangan pers yang diterima Minggu.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti dalam sambutannya yang disampaikan oleh Plt Direktur Layanan Informasi Internasional Hypolitus Layanan pada acara pertunjukan rakyat tersebut meminta masyarakat menggunakan media sosial untuk berkomunikasi secara bijak dan benar.

Selain itu masyarakat juga diharapkan dapat memilih dan memilah Informasi serta melakukan verifikasi terhadap informasi yg ada di media sosial.

Menurut Dirjen IKP, masyarakat perlu waspada terhdap konten pada medsos yang banyak mengandung ujaran kebencian, hoax, fitnah, menghasut, provokasi yang berpotensi memecah belah dan mengadu domba. Untuk itu perlu kita bersama melawan hoax.

Niken mengajak masyarakat memproduksi konten informasi yang positif untuk melawan berita bohong. Hal tersebut disampaikan juga dalam kegiatan literasi dan edukasiyang dilakukan Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemkominfo untuk mencerahkan masyarakat dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.

Masyarakat Cikajang terutama generasi muda dalam bermedia sosial dihimbau berpedoman pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Masyarakat yang berinteraksi melalui medsos wajib memperkokoh kerukunan baik intern umat beragama, antara umat beragama maupun antara umat beragama dengan pemeritah.

Menghadapi informasi hoax (berita bohong) melalui media sosial masyarakat perlu memilah informasi dimaksud. Apabila informasi bersifat positif bisa diteruskan kepada publik, sebaliknya informasi bersifat memprovokasi dan mengadu domba masyarakat jangan disebarkan. Informasi yang tidak benar berpotensi merusak semangat kebhinekaat kita, tegas Dirjen yg akrab dengan panggilan Niken tersebut.

Sementara Anggota Komisi I DPR RI, Supiadin Aries Saputra menghimbau masyarakat setempat dengan bijak menggunakan media sosial untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan

menciptakan kerukunan hidup beragama sesuai tatanan negara kesatuan Indonesia.

Selain itu mengedepankan semangat kebersamaan serta memelihara suasana yg rukun dalam kebidupan bermasyarakat. Ditegaskannya, jangan melihat perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai kendala, melainkan perbedaan tersebut sebagai modal dasar dalam menciptakan suasana kedamaian bagi masyarakat sesuai falsafah bhineka tunggal ika.

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017