Jakarta (ANTARA News) - Calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga S Uno, menyatakan, "Mari kita gunakan data BPS. Jangan berdebat, kenyataannya sudah saya lihat sendiri dalam enam bulan saya blusukan dan itu memang angka kemiskinan meningkat... ya sudah, jangan menyalahkan siapa-siapa."

Dia menyatakan hal itu, di Jakarta, Rabu. Dia dan timnya sangat percaya data BPS DKI Jakarta bahwa angka kemiskinan di DKI saat ini meningkat.

"Saya percaya dan sangat percaya dengan data BPS, karena dengan data BPS memperkaya data yang tim saya miliki untuk melakukan sosialisasi," kata Sandiaga.

Jumlah orang miskin di Jakarta, menurut data BPS, bertambah 15.630 orang atau meningkat 0,14 persen. Pertambahan orang miskin di Jakarta telah diprediksi sang calon gubernur ini setelah enam bulan melakukan sosialisasi di masyarakat.

"Hal tersebut sudah kami prediksi dari awal dilaksanakannya program sosialisasi ini. Bahwa tanpa kebijakan pemerintah Provinsi Jakarta yang jelas dalam menciptakan lapangan pekerjaan, situasi ekonomi yang kondusif, ramah dengan para pebisnis. Khususnya pedagang kecil, menengah, pengusaha yang selama ini menjadi urat nadi perekonomian," kata Sandiaga.

Menurut dia, angka kemiskinan di Jakarta meningkat karena penurunan omzet penjualan para pedagang, peningkatan harga bahan kebutuhan pokok, yang berujung pada banyak warga masuk di area garis angka kemiskinan.

Menurut BPS, jumlah penduduk miskin pada September 2015 mencapai 368.670 orang atau 3,61 persen dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta. Pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 384.300 orang atau 3,75 persen.

Dibandingkan Maret 2015 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 398.920 orang atau sekitar 3,93 persen, maka jumlah penduduk miskin pada Maret 2016 menurun sebanyak 14.620 orang alias 0,18 persen.

Peningkatan jumlah penduduk miskin di Jakarta dikarenakan terjadi peningkatan angka garis kemiskinan pada Maret 2016.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016