Jakarta (ANTARA News) - Pakar kebudayaan dari Universitas Indonesia (UI) Bambang Wibawarta mengatakan perlunya dialog antarbudaya untuk menjadikan kebinekaan yang dimiliki Indonesia kian bernilai positif.

Dia menilai keberagaman yang dimiliki Indonesia menjadi modal besar untuk masyarakat namun apabila tidak dikelola dengan baik maka bisa menjadi potensi konflik yang besar.

"Nilai-nilai antarsatu-budaya dengan yang lain berbeda sehingga perlu diperbanyak dialog antarbudaya, baik yang ada di Indonesia maupun dari luar," kata Bambang saat dihubungi www.antaranews.com di Jakarta, Jumat.

Namun dia menilai saat ini Indonesia belum memiliki strategi kebudayaan sehingga aktivitas kebudayaan masih dikelola secara parsial. Dia mencontohkan undang-undang kebudayaan, yang seharusnya untuk  fasilitasi masyarakat mendapatkan hak-hak kebudayaannya, sekarang belum jadi.

"Kita melakukan aktivitas kebudayaan yang dikelola secara parsial karena UU kebudayaan belum jadi karena masih dalam proses," ujarnya.

Bambang yang juga menjabat Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan mengatakan Indonesia saat ini tidak bisa bersifat defensif terhadap budaya asing terutama di era-globalisasi.

Menurut dia, perlu menjaga titik singgung antar budaya yang ada dan budaya masuk dengan cara memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan dan media.

"Pendidikan ada yang formal dan informal lalu media juga berperan besar. Kita tidak bisa melarang begitu saja (era globalisasi)," katanya.

Dia menegaskan, pemerintah harus mempersiapkan generasi muda untuk bisa mengambil manfaat dari globalisasi sehingga tidak bersifat defensif. Globalisasi harus diambil manfaatnya dan potensinya khususnya untuk mengembangkan kebudayaan lokal Indonesia.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014