Kairo (ANTARA News) - Panitia Pemilihan Luar negeri (PPLN) di Arab Saudi telah merampungkan penghitungan suara pemilu legislatif dengan total berjumlah 16.084 suara.

Angka pengguna hak suara tersebut jauh lebih minim dari jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di negara itu berkitar 1,3 juta orang, menurut data KBRI Riyadh.

Duta Besar RI untuk Arab Saudi AM Fachir, yang dimintai tanggapan oleh ANTARA Kairo, Sabtu (12/4), menyebut lima alasan mengapa WNI menggunakan hak konstitusionalnya.

Pertama, sebaran WNI sangat luas dan jauh dari tempat pemungutan suara (TPS), mulai dari 300 hingga 1200 km.

Kedua, Lokasi TPS terbatas, hanya ada dua, yaitu di KBRI Riyadh dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah.

Ketiga, dropbox di sentra komunitas WNI sangat bergantung pada fasilitasi perusahaan atau otoritas setempat.

Keempat, mayoritas pemilih adalah wanita yang pekerja sebagai pembantu rumah tangga, yang bergantung pada izin majikan untuk keluar rumah.

Kelima, sistem pengiriman suara lewat pos, yang diharuskan hanya menggunakan nama majikan.

Kendati demikian, menurut Dubes Fachir, tingkat partisipasi pemilu tahun 2014 ini lebih tinggi 24 persen ketimbang pileg pada 2009.

Sementara itu, suara gabungan PPLN KBRI Riyadh dan PPLN KJRI Jeddah mencatat PDIP meraih suara terbanyak mencapai 5.127 suara (31,8 persen), disusul PKB 3.853 suara (23,9 persen) dan PKS 2.827 suara (17,5 persen).

Selain itu, berturut-turut perolehan Gerindra sebanyak 1.460 suara, PPP 859, Golkar 632, Demokrat 400, Hanura 383, NasDem 219, PAN 173, PBB 113, dan PKPI 30 suara.

Dubes Fachir menyampaikan apresiasi kepada PPLN dan Kelompok Penyelenggara Pemilihan Luar Negeri (KPPSLN) atas kerja kerasnya untuk merampungkan pileg tersebut. (*)

Pewarta: Munawar Saman Makyanie
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014