Sampit (ANTARA) - Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mempunyai ikon baru yang diberi nama Terowongan Nur Mentaya, berupa lampu hias di sisi kiri dan kanan Jalan Tjilik Riwut yang ketika malam hari cahayanya diibaratkan sebuah terowongan cahaya.

"Makanya saya beri nama itu Terowongan Nur Mentaya karena idenya adalah pada cahaya lampu seolah kita masuk di sebuah terowongan. Ini menjadi ikon baru Sampit yang diharapkan berdampak positif bagi masyarakat kita," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Jumat.

Nama terowongan Nur Mentaya dipadukan dari bahasa Arab yaitu Nur yang berarti cahaya, sedangkan kata Mentaya diambil dari nama Sungai Mentaya yang membelah Kota Sampit. Mentaya juga dijadikan akronim motto daerah yaitu Menarik, Tertib, Aman dan Berbudaya.

Kawasan yang diberi nama Terowongan Nur Mentaya meliputi Jalan Tjilik Riwut dari Bundaran Adipura atau bundaran Jalan Samekto melintasi Bundaran Tjilik Riwut hingga pintu gerbang Sampit di depan Stadion 29 November Sampit.

Baca juga: Perbaikan ruas jalan di kota Sampit gunakan teknologi daur ulang

Baca juga: Menggerakkan perekonomian masyarakat pelosok melalui Pertashop


Sebanyak 172 lampu dipasang di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan. Lampu hias yang di bagian atas terdapat ornamen berbentuk ikan jelawat itu dibuat melengkung ke tengah jalan sehingga ketika lampunya dinyalakan maka dari kejauhan terlihat indah seperti sebuah terowongan cahaya.

"Saya sudah cek di Google, mungkin ini satu-satunya di Indonesia. Ini diharapkan dapat menjadi daya tarik ekonomi dan wisata daerah kita," kata Halikinnor.

Terowongan Nur Mentaya rencananya akan resmi dinyalakan pada Sabtu (10/12) malam. Halikinnor mengajak pejabat dan masyarakat hadir turut menyaksikan peresmian tersebut.

Halikinnor berharap keberadaan Terowongan Nur Mentaya akan membuat Sampit semakin cantik sehingga menarik minat tamu dari luar daerah. Ini untuk mendukung sektor pariwisata serta menumbuhkan ekonomi kerakyatan, khususnya di kawasan tersebut.

Dia mengarahkan masyarakat membuka usaha di sepanjang sisi jalan kawasan Terowongan Nur Mentaya untuk menambah pendapatan. Kawasan tersebut rencananya juga akan dijadikan kawasan bebas kenderaan (car free day) sehingga menjadi hiburan sekaligus terjadi perputaran ekonomi bagi masyarakat.

"Nanti saat HUT Kabupaten Kotawaringin Timur pada 7 Januari akan kita gelar pesta rakyat 'Hasupa Hasundau' di sana. Saya ingin keterlibatan semua pihak untuk meramaikan, seperti perbankan, instansi vertikal Kodim, Polres Kejaksaan dan lainnya juga membuka stan di sana nanti," ujar Halikinnor.

Sementara itu, beberapa malam terakhir uji coba dilakukan dengan menyalakan sebagian besar lampu hias di kawasan Terowongan Nur Mentaya. Hasilnya, kawasan itu terlihat sangat indah dan cantik dengan terang cahaya lampu hias yang terlihat seperti sebuah terowongan.

Pemandangan ini menarik perhatian masyarakat sehingga beramai-ramai menyusuri kawasan tersebut. Banyak pula yang mengabadikan keindahan kawasan itu menggunakan kamera telepon seluler dan berfoto-foto. Beberapa bahkan sengaja berhenti duduk santai lesehan di atas trotoar kiri dan kanan jalan di kawasan itu.

"Keren. Sampit semakin cantik. Senang dan bangga ada yang seperti ini di Sampit. Tidak kalah dengan di kota-kota besar. Mudah-mudahan kita bisa bersama-sama menjaga agar awet. Jangan sampai ada yang merusak atau mencuri aset lampu hias ini," demikian Rahmat, salah seorang warga Sampit.

Baca juga: Pemkab libatkan akademisi kembangkan Museum Kayu Sampit

Baca juga: Ombudsman RI dukung konsep pelayanan 'Habaring Hurung'

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Norjani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022