Moskow (ANTARA News/AFP) - Jumlah korban yang tewas dalam pemboman metro Moskow kini meningkat menjadi 39 pada Selasa, ketika seorang wanita yang cedera meninggal di rumah sakit, kata kantor-kantor berita Rusia mengutip seorang penjabat kesehatan kota.

"Seorang wanita yang cedera kritis meninggal semalam," kata Andrei Seltsovsky, kepala bagian kesehatan pemerintah kota Moskow, seperti yang dikutip oleh kantor berita RIA-Novosti dan Interfax.

Dua wanita pelaku bom bunuh diri meledakkan diri mereka di dua stasiun berbeda di kereta bawah tanah Moskow, Senin pagi, tatkala jam-jam sibuk.

Ini adalah serangan paling buruk yang menghantam ibu kota Rusia itu dalam enam tahun terakhir.

Jumlah korban yang tewas tersebut tidak termasuk pelaku pemboman sendiri.

Dewan Keamanan PBB, Senin, mengutuk keras dua pemboman bunuh diri tersebut, yang ketika itu menewaskan sedikitnya 38 orang serta melukai 64 orang lainnya.

Dalam pernyataan yang dibacakan kepada pers di Markas PBB, New York, Presiden DK, Duta Besar Gabon untuk PBB Issoze-Ngondet, mengatakan, "Semua anggota Dewan berharap mengutuk dengan istilah paling kuat serangan teror yang dilakukan di Moskow hari ini."

Senin pagi, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, dalam pernyataan yang dikeluarkan di PBB, New York, oleh jurubicaranya menyatakan "mengutuk keras dua pemboman bunuh diri yang berlangsung di kereta bawah tanah Moskow pagi ini, sehingga merenggut korban jiwa warga sipil yang tak berdosa dan melukai banyak orang lagi".

"Sekretaris Jenderal yakin bahwa pemerintah Rusia akan dapat menyeret ke pengadilan para pelaku aksi teror keji ini," demikian isi pernyataan tersebut.

Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, Senin berjanji akan "menemukan dan menghancurkan" orang-orang yang mengorganisasi dua pemboman bunuh diri di stasiun Metro Moskow yang menewaskan 38 orang.

"Mereka benar-benar jahanam," kata Medvedev setelah mengunjungi peron stasiun Metro Lubyanka, tempat puluhan orang tewas pada jam-jam sibuk pagi hari itu.

"Kita akan menemukan dan menghancurkan mereka semua," tegas Medvedev di stasiun itu, yang berada di luar markas besar Dinas Keamanan Federal (FSB), dinas keamanan dalam negeri peting Rusia.

"Rakyat kita telah tewas. Itu kejahatan yang memuakkan," ujarnya setelah meletakkan karangan bunga merah dengan pita hitam di peron itu.

Kremlim kemudian menyebutkan Presiden AS Barack Obama telah menelepon Medvedev untuk menyampaikan bela sungkawanya menyangkut korban tewas dalam pemboman tersebut.

(Uu.H-AK/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010