Depok (ANTARA) - Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) merancang kapal ambulance untuk menangani pasien COVID-19 di pulau-pulau terpencil Indonesia yang mengalami kesulitan, karena akses terhadap layanan kesehatan terbatas.

"Inovasi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan transportasi laut guna memobilisasi pasien COVID-19 di pulau-pulau terpencil Indonesia,"  kata salah seorang mahasiswa FTUI yang merancang kapal ambulance, Fadhil Nurohman dalam keterangannya di Depok, Senin.

Baca juga: Hadi Pranoto tidak terdaftar di IDI

Untuk itu, SINAU BOAT-19 dapat menjadi kapal transporter pasien, khususnya COVID-19 yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan akan akses terhadap fasilitas kesehatan penunjang, katanya.

Selain Fadhil Nurrohman ketiga mahasiswa FTUI tersebut adalah Zahra Syahrika dan Satria Bagas dari Program Studi Teknik Perkapalan 2017 di bawah bimbingan dosen FTUI Achmad Riadi merancang SINAU BOAT-19 (Smart Integrated Ambulance Boat for COVID-19).

Baca juga: Menteri PPN sebut Satu Data Indonesia dukung pemulihan dampak Corona

"Kapal ambulance ini juga dapat menjadi rumah sakit sementara bagi pasien untuk mendapatkan perawatan. Mengingat saat ini kita tengah dilanda pandemi COVID-19," ujar dia.

Kapal ambulance SINAU BOAT-19 dirancang dengan desain yang dapat mengurangi kontak langsung antara tim medis dan kru kapal agar tidak dengan mudah terpapar virus, kata Achmad Riadi menjelaskan tentang fungsi SINAU BOAT-19.

Baca juga: Warga Sumsel yang tidak pakai masker di tempat umum bakal didenda

Ia mengatakan kapal ini dilengkapi dengan teknologi "internet of things" berupa sistem pemanggil perawat, sistem pintu pintar, dan sistem lampu pintar yang dapat diakses langsung melalui smartphone tim medis dan pasien.

Jika pasien membutuhkan bantuan dan keadaan darurat, perawat dan dokter dapat memantau keadaan pasien dengan bantuan dari IoT yang dihubungkan dengan aplikasi di dalam smart devices para tenaga medis.

Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi kontak fisik antara pasien dan tim medis agar mencegah terjadinya transmisi COVID-19 di dalam kapal, jelas dia.

SINAU BOAT-19 memiliki desain lambung katamaran dengan panjang keseluruhan 21 meter, lebar 8.5 meter, dan sarat air 1.3 meter. Kapal ini menggunakan material komposit sebagai material utamanya.

Panel surya terdapat pada dek atas kapal yang dapat menghasilkan energi listrik sebesar 50,4 kWh sehingga dapat melengkapi kebutuhan instalasi listrik kapal seperti sistem penerangan dan lain sebagainya.

Kapal ini dibagi menjadi 2 zona yaitu zona merah dan zona hijau. Pada zona merah (dek utama) dijadikan tempat penanganan pasien COVID-19, sedangkan zona hijau dijadikan tempat kru kapal. Pada zona merah terdapat 4 jalur utama yaitu jalur hijau, merah, biru, dan ungu.

Terdapat beberapa akses untuk ke dek kru kapal yaitu melalui tangga depan kapal ataupun tangga vertikal di bagian belakang kapal. Pemisahan berdasarkan zona ini dimaksudkan untuk menekan probabilitas penularan COVID-19 antara pasien dan kru kapal. Terdapat ruang sterilisasi bagi tim medis ketika menuju/dari ruang pasien.

"Di setiap ruang pada zona merah juga dipasang lampu UV C yang dapat mensterilkan ruangan," jelasnya.

Desain SINAU BOAT-19 telah dipresentasikan di ajang LAI2 COVID-19 (Lomba Aplikasi Inovatif dan inspiratif untuk COVID-19 di Indonesia) yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada 22 April – 23 Juli 2020 yang lalu. Ajang ini diikuti oleh 138 tim, dan tim SINAU BOAT-19 berhasil meraih Juara 3 pada sub-lomba kapal transporter.
 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020