Pasti akan kita bantu, bagaimanapun mereka adalah putra-putri daerah
Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berjanji akan memberikan bantuan untuk enam mahasiswa yang tengah menuntut ilmu di International University of Africa di Sudan yang terkena dampak pandemi COVID-19 di negara tersebut.

Plt Gubernur Provinsi Kepri Isdianto di Tanjungpinang, Kamis, mengatakan segera membahas persoalan ini bersama Sekdaprov Kepri Tengku Said Arif Fadillah.

Baca juga: Pemprov bantu 837 mahasiswa yang menimba ilmu di luar Aceh

Dia pun baru mengetahui informasi mengenai keenam mahasiswa tersebut dari pemberitaan media massa.

"Saya bahas dulu dengan Pak Sekda. Pasti akan kita bantu, bagaimanapun mereka adalah putra-putri daerah," kata Isdianto.

Enam mahasiwa yaitu M. Syarif Hidayatullah Alhasymi (Kabupaten Bintan), Nur Paizil Bahri asal (Kabupaten Anambas), Zaki Taufiqurahman (Batam), M.Kholid Ja'far (Batam), Erik Jailani (Batam), Riska Nur Latifa (Kabupaten Natuna), mendapatkan program beasiswa pendidikan dan tempat tinggal berupa asrama di wilayah Khartum, ibu kota Sudan.

Baca juga: 95 mahasiswa Papua Barat di luar negeri dalam kondisi sehat

"Masing-masing kami datang ke Sudan melalui jalur yang berbeda, ada yang dari Kemenag, MOU dan melalui perantara Syekh asal Sudan. Namun, kami tidak mendapatkan uang bulanan dari pihak kampus sehingga untuk kebutuhan bulanan kami tanggung sendiri," kata Muhammad Syarif Hidayatullah Alhasmyi melalui pesan WhatsApp yang diterima Rabu (3/6).

Syarif bercerita sejak bulan Ramadan kemarin dia berikut lima rekan lainnya sangat membutuhkan perhatian dan bantuan dari pemerintah daerah, terutama Pemprov Kepri.

Bahkan, mereka telah mengajukan proposal kepada Plt Gubernur Provinsi Kepri dengan dilengkapi surat rekomendasi dari KBRI Khartum di Sudan pada bulan Mei 2020 kemarin.

Baca juga: Penerima beasiswa NTB di Korea Selatan terlantar dibantah pemerintah

Dalam proposal tersebut, mereka mengharapkan bantuan moril dan materil serta peralatan dan obat-obatan yang diperlukan guna menjaga kesehatan selama pendemi di Sudan.

"Namun, untuk saat ini pengiriman ke Sudan berupa barang sangat sulit dilakukan. Dan bantuan yang memungkinkan ialah berupa uang," ungkapnya.

Apalagi kondisi terkini, lanjut dia, Komite Tinggi Darurat Kesehatan Sudan telah mengumumkan perpanjangan masa PSBB di wilayah Khartum selama dua pekan, yakni 1-18 Juni 2020.

"Hingga saat ini kegiatan di kampus juga masih dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan akibat pandemi COVID-19 belum reda," tutur dia.

Baca juga: NTB jalin kerja sama dengan 18 universitas di Malaysia

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Dayat itu pun tetap bersyukur karena beberapa waktu belakangan ini sejumlah pihak/donatur mulai memberikan dukungan dan perhatian kepada mahasiswa dari Provinsi Kepri ini.
Seperti, pihak KBRI Sudan, PPI Sudan dan LazsiMu Sudan.

Kemudian, tiga orang di antara mereka yang berada di bawah naungan Serumpun Mahasiswa Riau Sudan (SEMARI) juga menerima bantuan dari Gubernur Provinsi Riau, Syamsuar berupa uang sebesar Rp2 juta. Sementara tiga orang lainnya yang tidak tergabung ke dalamnya, belum ada mendapatkan bantuan.

"Saat ini perhatian dari Pemrov Kepri memang kami harapkan. Begitu pula do'a dari seluruh masyarakat untuk kelancaran studi kami di sini," ujar Dayat.

Baca juga: Kementerian Luar Negeri tindaklanjuti laporan mahasiswa Indonesia kerja paksa di Taiwan
 

Pewarta: Ogen
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020