Jakarta (ANTARA) -
PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mengakui pemberlakuan elektronifikasi jalan tol sejak tahun 2017 berhasil mencegah risiko penularan  COVID-19 antara pengguna jalan dengan personel Jasa Marga.

"Bisa dibayangkan kalau pada tahun 2017 kita belum memberlakukan elektronifikasi jalan tol, maka akan sangat tinggi sekali risiko penularan antara para karyawan Jasa Marga dengan pengguna jalan karena masih melakukan transaksi manual," ujar Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru dalam diskusi daring yang digelar Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) di Jakarta, Rabu.

Heru mengatakan bahwa pada tahun 2017 Jasa Marga memberlakukan elektronifikasi jalan tol 100 persen menggunakan transaksi elektronik. Hal tersebut merupakan salah satu pencapaian yang berhasil diraih oleh Jasa Marga.

"Alhamdulillah pada 2017 Jasa Marga sudah memberlakukan elektronifikasi sehingga dinilai bisa lebih mudah dalam menghadapi transformasi di era New Normal," katanya.

Jasa Marga melihat bahwa ke depan terdapat dua hal yang menjadi kunci dari New Normal ini. Pertama adalah bagaimana bisnis bisa melakukan transformasi dan yang kedua bagaimana gaya hidup atau mindset dari masyarakat bisa berubah.

Sebelumnya Pengamat kebijakan dan komunikasi strategis dari Universitas Daegu, Korea Selatan, Prof. Gil H. Park menilai aktivitas perekonomian berbasis teknologi informasi atau daring (online) akan memainkan peranan lebih penting dalam kondisi pascapandemi COVID-19.

Menurut dia, pandemi ini bukan hanya sekedar ancaman namun peluang bagi sektor jasa agar lebih beradaptasi dan bertransformasi di sektor perekonomian, dan pemerintah perlu lebih banyak membantu aktivitas bisnis serta perekonomian berbasis teknologi informasi.

Hal tersebut perlu dilakukan mengingat aktivitas perekonomian berbasis teknologi informasi atau daring akan memainkan peran lebih penting pada waktu mendatang.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020