Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian mendorong koperasi peternak sapi potong bernama Brahman Sejahtera di Subang, Jawa Barat, yang akan dikembangkan sebagai percontohan korporasi petani/peternak.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan pengembangan kawasan korporasi merupakan terobosan untuk melakukan transformasi kawasan pertanian termasuk peternakan menjadi lebih berorientasi bisnis, menjadikan peternak ada dalam wadah korporasi dan sebagai subjek atau pemilik pada usahanya mulai hulu sampai dengan hilir.

"Tujuannya adalah untuk mentransformasi kawasan pertanian termasuk peternakan menjadi lebih berorientasi bisnis sehingga petani peternak dapat meningkat pendapatan dan kesejahteraannya," kata Mentan Syahrul di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kementan catat asuransi tani capai luasan 333,5 ribu hektare

Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita menjelaskan bahwa pada tahun 2020, pihaknya mempunyai target pengembangan lima percontohan korporasi petani, salah satunya adalah korporasi peternak sapi potong Brahman Sejahtera di Subang yang berbentuk koperasi.

Korporasi peternak sapi potong Brahman Sejahtera memiliki sistem pengembangan kawasan peternakan terpadu yang mengintegrasikan subsistem hulu, budi daya dan pascapanen (on farm), dengan pengolahan dan pemasaran (off farm), serta subsistem penunjangnya.

Ketut menuturkan bahwa korporasi peternak sapi potong Brahman Sejahtera terbentuk dari tiga sentra peternakan rakyat (SPR) Sapi Potong, yakni SPR Cinagarbogo, SPR Kasaliang dan SPR Sagalapanjang.

Sebagai unit usaha, Koperasi Brahman Sejahtera beroperasi di 66 desa di 16 kecamatan dengan jumlah anggota peternak sebanyak 1.834 orang yang tergabung dalam 117 kelompok.

Baca juga: Kementan sebut produksi sayuran segar berlimpah dan dapat diekspor

Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani menuturkan bahwa Brahman Sejahtera memiliki beberapa unit usaha yang berkembang, yaitu usaha budidaya sapi potong, pengolahan pakan konsentrat sapi potong, pengolahan pupuk organik dan pengembangan hijauan pakan ternak.

Ia menyebutkan bahwa unit usaha budidaya sapi potong terdiri atas pembiakan dan penggemukan dengan jumlah populasi sebanyak 2.705 ekor yakni dari jenis Sapi Peranakan Ongole (PO), Limousin, Simental dan Brahman. Usaha budidaya ini didukung juga unit usaha pengolahan pakan konsentrat dengan kemampuan produksi sebanyak 4 ton/hari.

"Pakan konsentrat ini selain untuk memenuhi kebutuhan anggota, juga untuk peternak mitra di Kabupaten Bandung dan Jabodetabek," kata Fini.

Sementara itu, unit usaha pengolahan pupuk organik Koperasi Brahman Sejahtera juga mampu memproduksi pupuk sebanyak 500 kg perhari dengan harga jual Rp700 per kg. Fini menilai bahwa usaha pupuk organik ini potensial untuk dikembangkan, karena baru 20 persen limbah hasil usaha sapi potong yang diolah.

Pupuk organik tersebut sudah mendapatkan sertifikat organik yang diterbitkan oleh Indonesian Organic Farming Certification (In Office), sehingga banyak mitra yang berminat.

Ada pun unit usaha hijauan pakan ternaknya memiliki kapasitas produksi 15 ton per hari. Dalam upaya pengembangan usaha hijauan pakan ini, mereka bekerja sama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang bergerak di bidang usaha perkebunan tebu, dengan optimalisasi pemanfaatan lahan perkebunan.

Koperasi Brahman Sejahtera juga melakukan pelayanan investasi dan magang serta pelatihan. Beberapa kerja sama yang sudah dilakukan antara lain dengan PT Dahana, KPP Pratama Subang, PLUT KUKM Subang, PT BISI, PT CMN, Perkumpulan Minyak Sapi dan Bank Indonesia. Pelayanan investasi antara lain melayani investor perorangan untuk berinvestasi bisnis sapi potong di Koperasi Brahman Sejahtera.

Dalam pengembangannya, Koperasi Brahman Sejahtera juga didampingi oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai PIC core bisnis, yang berperan dalam pembinaan kewirausahaan, penyusunan rencana bisnis, fasilitasi pembiayaan usaha tani, investasi, modal kerja, dan pengembangan pasar, serta melakukan pengawalan yang intensif hingga mandiri dan berkelanjutan.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020