Itu semua untuk men-'trigger', memberi semangat bahwa ternyata meski di tengah COVID-19, hasil produksi masyarakat itu masih ada yang beli
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong produksi di tingkat tapak guna memperkuat ketahanan pangan masyarakat di sekitar kawasan hutan di tengah pandemi COVID-19.

"Kita mendorong proses produksi di tingkat tapak supaya ketahanan pangannya tetap jalan," kata Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK Bambang Supriyanto dalam webinar bertema "Pemberdayaan Umat di Sekitar Kawasan Hutan pada Masa COVID-19" di Jakarta, Jumat.

Untuk mendorong produksi tersebut, KLHK memberikan dana stimulus kepada para petani agar semangat membuat perencanaan yang baik guna agroforestry atau wanatani, yaitu memadukan kegiatan pengelolaan hutan dan penanaman komoditas.

Dalam upaya mendorong ketahanan pangan masyarakat di sekitar hutan, KLHK juga membeli produk-produk dari tanaman hutan yang diproduksi, seperti jahe, madu, dan kayu putih sehingga mereka memiliki penghasilan di tengah pandemi yang melumpuhkan perekonomian.

"Itu semua untuk men-'trigger', memberi semangat bahwa ternyata meski di tengah COVID-19, hasil produksi masyarakat itu masih ada yang beli," katanya.

Baca juga: Terdampak COVID-19, KLHK mohon relaksasi pajak lembaga konservasi

Selain melalui pasar konvensional, KLHK juga mendorong cara-cara baru untuk memberdayakan umat melalui e-commerce.

E-commerce tersebut, menurut dia, cocok diterapkan di masa pandemi sehingga masyarakat dapat melakukan transaksi perdagangan tanpa harus berinteraksi secara langsung.

"Tidak usah ada interaksi antara pembeli dan penjual, tapi cukup dengan komunikasi produk melalui 'online' (daring), disepakati harganya maka transaksi bisa dilaksanakan di sana," katanya.

Melalui program perhutanan sosial yang mendorong produksi di tingkat tapak tersebut, KLHK berharap hak dan kewajiban para petani terpenuhi sehingga mereka dapat bersama-sama menjaga kawasannya dengan baik supaya tidak ada kebakaran hutan dan lahan.

"Dijaga supaya tidak ada kebakaran hutan. Kalau ada 'ilegal logging' (pembalakan hutan) ditangkap, kalau ada yang mengambil kehidupan liar juga diselesaikan di tingkat tapak," katanya.

Baca juga: 3.000 petani hutan dapat pembelajaran jarak jauh saat pandemi COVID-19
Baca juga: Empon-empon petani hutan dibeli KLHK untuk disalurkan ke tenaga medis

 

Pewarta: Katriana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020