Karena tidak semua terdampak negatif, ada juga yang positif seperti UKM alat pelindung diri dan masker yang justru kebanjiran pesanan
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (LPDB-KUMKM) memperkuat permodalan lima Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) di Provinsi Jawa Tengah.

Penandatanganan akad pinjaman/pembiayaan dilakukan oleh Direktur Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM Fitri Rinaldi dan seluruh pengurus koperasi di Kantor Satgas LPDB-KUMKM Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu.

“Kelima koperasi itu merupakan repeater yang memiliki kinerja bagus dan tingkat pengembalian pinjaman tercatat baik," kata Rinaldi.

Lima koperasi syariah yang dimaksud yakni, KSPPS BMT Fadhilah Sentosa (Sukoharjo) mendapat pinjaman sebesar Rp4 miliar, KSPPS BMT Syirkah Muawanah Kramat (Tegal) sebesar Rp5 miliar, KSPPS Al Huda (Wonosobo) sebesar Rp10 miliar, Koperasi Pondok Pesantren Al Hikmah (Blora) sebesar Rp5 miliar, dan KSPPS BMT Prima Sentosa (Wonogiri) sebesar Rp300 juta.

Rinaldi berharap, dana bergulir dapat disalurkan kepada anggota yang terdampak COVID-19, baik yang terdampak negatif maupun positif. Yaitu, untuk memperkuat permodalan usahanya.

"Karena tidak semua terdampak negatif, ada juga yang positif seperti UKM alat pelindung diri dan masker yang justru kebanjiran pesanan. Begitu juga dengan UKM sayuran dan makanan," ucap Rinaldi.

Usai acara, Ketua KSPPS BMT Fadhilah Sentosa Sih Yuanti mengatakan, kucuran dana bergulir dari LPDB-KUMKM sebesar Rp4 miliar merupakan pinjaman kedua. Sebelumnya, pada 2012, koperasi asal Sukoharjo yang telah berdiri 17 tahun ini pernah mendapat pinjaman dari LPDB-KUMKM sebesar Rp4 miliar, dan pinjaman tersebut sudah lunas.

"Dana Rp4 miliar ini sudah masuk dalam rencana kerja kami, dimana sudah ada daftar anggota koperasi yang akan memanfaatkan dana bergulir ini. Jumlahnya lebih dari 100 orang. Bahkan, mereka juga sebagai jaminan piutang untuk LPDB-KUMKM," ucap Yuanti.

Yuanti menambahkan, dengan jumlah anggota sekitar 5000-an orang, anggota BMT Fadhilah Sentosa didominasi para perajin makanan ringan dan minuman tradisional, serta pedagang kecil di wilayah Sukoharjo dan Surakarta.

"Pinjaman kami untuk anggota itu kecil-kecil, maksimal Rp25 juta. Oleh karena itu, mereka belum terdampak dari wabah COVID-19. Terbukti hingga sekarang, bagi hasil dengan kami masih berjalan dengan lancar," kata Yuanti.

Selanjutnya, Ketua KSPPS BMT Syirkah Muawanah Kramat Akhmad Zubaedi menjelaskan bahwa koperasi yang didirikan pada 2001 itu mendapat pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM sudah yang ketiga kali. Sebelumnya, delapan tahun dan empat tahun lalu, pernah mendapat dana bergulir masing-masing sebesar Rp250 juta dan Rp5 miliar.

"Dana bergulir yang sekarang juga untuk meningkatkan modal kerja para anggota yang didominasi pedagang pasar di Tegal, Brebes, Pemalang, Kebumen, dan Purwokerto," kata Zubaedi. Ia menyebutkan total anggota koperasinya sekitar 6.000 orang.

Zubaedi mengakui, dalam kondisi merebaknya wabah COVID-19, belum berdampak signifikan terhadap usaha para anggota. "Kalau pun ada, masih terbilang sedikit dan kecil. Oleh karena itu, kita bantu perkuatan permodalan dana bergulir ini untuk mereka,” kata Zubaedi.

Ketua KSPPS Al Huda Bambang Ali Rahman Hakim mengatakan, pencairan dana bergulir Rp10 miliar akan dilakukan dua termin dalam periode 12 bulan setelah akad ditandatangani. Pertama, akan cair Rp6 miliar, berikutnya Rp4 miliar.

"Ini untuk yang kedua kami mendapat dana bergulir. Yang pertama pada 2014 sebesar Rp5 miliar," kata Bambang.

Menurut Bambang, dana bergulir akan disalurkan kepada anggota, terutama untuk sektor usaha yang masih bertahan dan eksis di tengah wabah COVID-19. "Anggota kami rata-rata berprofesi sebagai pedagang pasar, selain itu ada pula peternak dan pertanian," ujar Bambang.

Kopsyah yang berdiri pada 1997 di Wonosobo itu kini sudah memiliki anggota sebanyak 43 ribu orang yang tersebar di enam wilayah lainnya, seperti Magelang, Semarang, Ambarawa, Temanggung, Banjarnegara, dan Batang.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kopontren Al Hikmah Mashudi mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah pernah mendapat dana bergulir dari LPDB-KUMKM sebanyak dua kali, masing-masing Rp500 juta dan Rp2,5 miliar. "Seluruh pinjaman sudah lunas. Sekarang kami mendapat modal lagi sebesar Rp5 miliar," kata Mashudi.

Mashudi menyebutkan, dana tersebut diperuntukkan bagi pengembangan usaha para anggota yang mayoritas merupakan petani beras, palawija, melon, semangka, dan sebagainya. "Jumlah anggota kami sekitar 23 ribu orang yang tersebar di delapan kantor cabang. Yakni, tujuh cabang di Blora, dan satu di Grobogan," kata Mashudi.

Sementara itu, bagi Ketua KSPPS BMT Prima Sentosa Anjar Budi Santoso, pinjaman dari LPDB-KUMKM menjadi semacam tambahan energi bagi pengembangan usaha para anggota dan kinerja koperasinya. "Terlebih di tengah wabah COVID-19, banyak anggota membutuhkan tambahan modal," kata Anjar.

Baca juga: Pemerintah Aceh dorong seluruh koperasi berbadan hukum syariah
Baca juga: Sulsel gunakan sistem syariah bagi pinjaman modal koperasi dan UMKM

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020