Manado (ANTARA) - Deputi VII Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi dan Aparatur Kemenko Polhukam, Rus Nurhadi Sutedjo. mengatakan jajarannya bersama dengan Kemkominfo terus meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara, TNI-Polri sebagai pengelola informasi menggunakan media sosial.

Peningkatan kapasitas pengelola informasi itu juga dalam rangka mengomunikasikan kebijakan dan kinerja pemerintah secara masif dan inovatif.

"Tahun ini bersama-sama dengan Kemenkominfo menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan sinergi media sosial aparatur negara (Siman) di tingkat pusat maupun daerah," kata dia di Manado, Jumat.

Sosialisasi dan pelatihan itu, kata dia, saat paling tepat meningkatkan keterampilan penggunaan medsos sekaligus memperluas jejaring.

Terbentuknya Siman, lanjut dia, tindak lanjut arahan Presiden RI tentang penanganan informasi medsosl.

Ia menjelaskan tentang sebagian dari tugas dan fungsinya meningkatkan sinergitas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang memanfaatkan media sosial diseminasi kinerja pemerintah sekaligus meng-"counter" berita “negatif” (hoaks dan disinformasi) sehingga masyarakat memperoleh informasi yang berkualitas.

Medsos, lanjut dia, dapat diakses melalui internet dan dapat menjangkau langsung secara cepat semua pihak, sedangkan populasi pengguna internet di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Ia menyebut tentang peningkatan pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi serta program pemerintah yang memperkenalkan sarana internet semakin berlipat ganda, pertumbuhan penjualan telepon pintar yang dapat mengakses internet bergerak, dan khalayak dapat mengakses internet di mana saja dan kapan saja.

Baca juga: Kemkominfo sebut medsos kanal sampaikan keberhasilan pemerintah

Dia menyebutkan Lembaga Analitic Flury melaporkan pertumbuhan medsos seperti Instagram dan Facebook tercatat akan terus meningkat.

Berdasarkan catatan tersebut, pengguna aplikasi medsos naik 44 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, apalagi saat ini jejaring sosial versi bergerak berlomba-lomba meluncurkan fitur terbaru yang menarik penggunanya.

Sebut saja, katanya, Instagram yang mempunyai fitur "Instagram Stories" atau Facebook dengan fitur dengan "Video First", saat ini jumlah pengguna aktif jejaring sosial, seperti Facebook, telah mencapai 1,4 miliar di seluruh dunia.

Saat ini, kata dia, hampir seluruh kementerian dan lembaga pusat dan daerah telah menggunakan satu atau lebih medsos sebagai salah satu sarana komunikasi kehumasan.

Ia mengatakan medsos terbukti mampu melibatkan khalayak secara aktif dan menjaring masukan dari berbagai kalangan sehingga menciptakan kearifan publik, memperkokoh persatuan, dan kesatuan bangsa.

Namun, katanya, apabila tidak dikelola dengan baik dan bijak, penggunaan medsos sebagai instrumen komunikasi kehumasan dapat membawa dampak negatif dan mengganggu situasi yang kondusif.

"Seperti kita ketahui bersama bahwa kondusivitas merupakan prasyarat utama pembangunan nasional. Berbagai masukan dan komentar baik positif maupun negatif bisa masuk tanpa dapat dikendalikan sehingga dapat mendiskreditkan dan merugikan atau memengaruhi citra kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah," katanya.

Baca juga: Yosep Adi: Jangan mudah jadikan medsos konten berita
Baca juga: Wali Kota Risma beri maaf penghina dirinya di medsos

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020