Diteliti terlebih dahulu kalau membeli Akar Bajakah karena manfaatnya tidak semua sama. Kalau yang ditemukan oleh anak SMAN-2 Palangka Raya itu memang benar bisa menyembuhkan obat kanker.
Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Shopie Arianti Sitorus mengingatkan masyarakat untuk tidak asal membeli Akar bBajakah, karena jenisnya sangat banyak dan ada yang berbahaya bagi kesehatan apabila di konsumsi.

"Kalau mau beli Akar Bajakah harus selektif karena banyak jenisnya dan fungsinya berbeda-beda. Jadi, ya, harus sangat hati-hati," kata Shopie di Palangka Raya, Jumat.

Menurut dia, masyarakat harus menanyakan secara jelas dan terperinci kepada orang-orang yang mengetahui jenis-jenis Akar Bajakah. Sebab, yang semakin marak dijual di Kota Palangka Raya, belum diketahui secara jelas apakah memang jenis penyembuh kanker.

Baca juga: Kalteng khawatirkan eksploitasi berlebihan Akar Bajakah

Baca juga: Berharap sembuhkan kanker, masyarakat Kalteng berburu akar bajakah


Dia mengatakan Akar Bajakah tersebut terdiri dari berbagai jenis. Ada yang getahnya berfungsi untuk membuat ikan pusing kalau ditaburkan ke dalam air, kemudian juga yang fungsinya menyembuhkan selain penyakit kanker.

"Diteliti terlebih dahulu kalau membeli Akar Bajakah karena manfaatnya tidak semua sama. Kalau yang ditemukan oleh anak SMAN-2 Palangka Raya itu memang benar bisa menyembuhkan obat kanker," ucapnya.

Wakil rakyat itu menambahkan alangkah baiknya ketika membeli Akar Bajakah penyembuh penyakit kanker itu dibuktikan dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di daerah setempat agar masyarakat mengetahui apakah bisa dikonsumsi atau tidak sebagai obat.

"Kalau pihak BPOM sudah menyatakan akar kayu yang dijual sejumlah masyarakat tersebut tidak berbahaya, tentunya tidak akan membuat permasalahan di kemudian hari. Hanya saja, jika sebaliknya kalau terjadi apa-apa, tentunya siapa yang akan bertanggungjawab," demikian Shopie.*

Baca juga: Pakar: Temuan akar Bajakah melawan sel kanker tahap awal

Pewarta: Kasriadi/Adi Wibowo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019